Tag Archives: dalam

3 Skill Utama dalam Mengelola Uang

3 Skill Utama dalam Mengelola Uang

Kemampuan mengelola keuangan adalah hal penting agar kita bisa mencapai tujuan keuangan. Tanpa pengelolaan keuangan yang baik, kita cenderung bisa menghabiskan berapapun uang yang kita miliki ataupun mengalokasikan uang secara tidak optimal. Lalu apa saja skill utama dalam mengelola keuangan yang penting untuk kita miliki?

1. Menghasilkan Uang

Dalam mengelola keuangan, tentunya kamu membutuhkan skill menghasilkan uang terlebih dahulu. Menghasilkan uang bisa dengan bekerja, berwirausaha, freelance, ataupun profesi lainnya yang dapat menjadi pemasukan untukmu. Besarnya pemasukan dan pengeluaran bisa menjadi tolak ukur kesehatan keuangan kamu, termasuk menentukan porsi pengeluaran yang seimbang dengan pemasukan kamu.

Kamu bisa membuat laporan arus kas pribadi secara sederhana. Caranya adalah dengan rutin mencatat pemasukan dan pengeluaran setiap harinya. Kamu bisa kurangkan pemasukanmu dengan pengeluaran yang dicatat secara rutin itu. Jika masih ada dana yang tersisa, uang tersebut bisa kamu alokasikan untuk kebutuhan lain. Jika pengeluaranmu lebih besar dari pemasukan, kamu bisa mulai menentukan skala prioritas pada pengeluaran. Tentukan mana yang penting dan mana yang bisa ditunda.

2. Punya Tujuan

Rencana keuangan butuh tujuan. Tujuan inilah yang memberikan jalan dan cara untuk kamu mencapainya. Dengan tujuan keuangan berbeda, maka perencanaan keuangannya juga bisa berbeda. Begitu pula dengan profil risiko dan portofolio investasinya. Nah, kamu juga bisa menentukan tujuan keuangan untuk jangka waktu yang lebih panjang. Misalnya kamu berencana menikah dengan pasangan. Kamu bisa tentukan jangka waktu yang dibutuhkan untuk mewujudkan itu semua. Dengan adanya tujuan tersebut, kamu akan terdorong untuk menyisihkan dan itu membuat kamu lebih disiplin dan mawas diri.

3. Berinvestasi

Menabung memang penting, namun tidak ada orang yang kaya hanya karena menabung. Menabung saja membuat uangmu tidur dan tidak produktif, bahkan terus berkurang nilainya karena inflasi. Hampir setiap orang yang mampu mengelola keuangan dan memiliki dana berlebih akan menginvestasikan uangnya agar uangnya itu menghasilkan uang lagi.

Perlu dicatat, setiap orang memiliki profil risiko investasi yang berbeda sehingga instrumennya juga akan berbeda. Ketahui profil risiko kamu sebelum berinvestasi. Kamu bisa lihat bahwa hasil investasi jauh lebih tinggi dibandingkan jika uangnya hanya kamu tabung.

Ayo dukung pertumbuhan ekonomi dengan memberikan pendanaan UMKM secara aman di Akseleran! Daftar sekarang dan dapatkan imbal hasil hingga 10,5% per tahun di Akseleran.

Akseleran memberikan saldo awal senilai Rp100 ribu untuk pendaftar baru dengan menggunakan kode CORCOMMBLOG. Melakukan pendanaan di P2P Lending Akseleran juga sangat aman karena lebih dari 98% nilai portofolio pinjamannya memiliki agunan. Sehingga dapat menekan tingkat risiko yang ada. Akseleran juga sudah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan nomor surat KEP-122/D.05/2019 sehingga proses transaksi yang kamu lakukan jadi lebih aman dan terjamin. 

Untuk kamu yang tertarik mengenai pendanaan atau pinjaman langsung bisa juga menghubungi (021) 5091-6006 atau via email [email protected]

Penulis: Ayu Diah Callista | Editor: Rimba Laut

5 Tahapan dalam Berkarir – Akseleran Blog

5 Tahapan dalam Berkarir

Perjalanan karir setiap orang bisa sangat berbeda karena dilatarbelakangi dengan pengalaman masing-masing yang unik meskipun masih dalam profesi yang sama. Dari sekian banyak ragam karir, ada kesamaan dari setiap perjalanan karir seseorang yaitu tantangan yang dihadapi pada setiap tahap perkembangan karir. Secara umum, terdapat 5 tahapan karir dengan tantangan berbeda. 5 tahapan karir tersebut yaitu exploration, establishment, mid-career, late-career, decline.

1. Exploration

Di tahap pertama ini, seseorang biasanya baru mulai mencari dan menemukan passion yang ada dalam dirinya melalui organisasi, internship, ataupun mencari pengalaman lainnya. Seseorang yang masuk tahapan ini biasanya berusia 21-25 tahun dimana mereka baru menyelesaikan pendidikan dan merencanakan bidang pekerjaan yang ingin ditekuni.

2. Establishment

Di tahapan kedua, biasanya seseorang sudah mulai menapaki karier dan memantapkan bidang pekerjaan yang dipilih. Di fase ini, seseorang meningkatkan keterampilan melalui mentoring, seminar, pelatihan, dan sertifikasi.

3. Mid-Career

Pada tahap ini, seseorang sudah mencapai tingkat puncak produktivitas, stabilitas, dan kemajuan karir. Umumnya seseorang ada di tahapan ini pada usia 35-45 tahun. Seseorang yang sudah berada di tahap mid-career mulai banyak menerima penghargaan, pengakuan, dan tanggung jawab yang lebih besar.

4. Late-Career

Memasuki tahap late-career, biasanya orang tersebut mulai melakukan regenerasi dan mengajarkan karyawan muda sebagai calon penerus. Di tahap ini seseorang sudah harus mulai mempersiapkan pensiun secara finansial dan mengembangkan minat di luar pekerjaan, seperti berkebun, menulis, atau fotografi.

5. Decline

Tahapan karir yang terakhir adalah decline yang biasanya dialami oleh orang pada kelompok usia usia 55-65 Tahun. Di tahap ini, seseorang bersiap untuk pensiun dan menghabiskan lebih banyak waktu bersama keluarga dan teman-teman. Biasanya mereka akan menghidupkan kembali hobi masa lalu atau mengembangkan minat baru.

Ayo dukung pertumbuhan ekonomi dengan memberikan pendanaan UMKM secara aman di Akseleran! Daftar sekarang dan dapatkan imbal hasil hingga 10,5% per tahun di Akseleran.

Akseleran memberikan saldo awal senilai Rp100 ribu untuk pendaftar baru dengan menggunakan kode CORCOMMBLOG. Melakukan pendanaan di P2P Lending Akseleran juga sangat aman karena lebih dari 98% nilai portofolio pinjamannya memiliki agunan. Sehingga dapat menekan tingkat risiko yang ada. Akseleran juga sudah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan nomor surat KEP-122/D.05/2019 sehingga proses transaksi yang kamu lakukan jadi lebih aman dan terjamin. 

Untuk kamu yang tertarik mengenai pendanaan atau pinjaman langsung bisa juga menghubungi (021) 5091-6006 atau via email [email protected]

Penulis: Ayu Diah Callista | Editor: Rimba Laut

3 Tips Mengelola Utang dalam Bisnis

3 Tips Mengelola Utang dalam Bisnis

Mengajukan pinjaman modal untuk mengembangkan usaha adalah contoh utang yang bersifat produktif. Pinjaman produktif adalah kegiatan yang diajukan untuk menghasilkan sesuatu hal baru, baik berupa uang atau barang bernilai yang nantinya dapat dijadikan sebagai keuntungan. Hal ini tentu saja baik bagi keberlangsungan usaha mu. Namun ketika memutuskan untuk berutang, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Sibuk beberapa tips mengelola utang usaha berikut ini.

1. Melakukan Perencanaan Matang

Rencanakan sematang mungkin untuk mengetahui jumlah modal yang dibutuhkan, hal-hal apa saja yang akan menggunakan biaya dari utang, dan lain sebagainya. Pastikan pinjaman yang kamu ajukan sesuai dengan kebutuhan bisnismu saat ini, tidak kurang dan tidak lebih. Hitung juga kemampuan kalian dalam melunasi utang tersebut.

2. Buat Rencana Pelunasan Hutang

Demi mengembangkan bisnis, mungkin kamu harus berutang ke lebih dari satu pihak. Mulailah membuat rencana untuk melunasi utang dengan jumlah paling sedikit. Pertimbangkan jatuh tempo pelunasan utang yang telah disepakati. Tentukan juga apakah utang yang termasuk utang jangka pendek atau jangka panjang.

3. Perhatikan Rasio Keuangan

Lakukan pengecekan finansial secara rutin. Catat setiap pemasukan dan pengeluaran dan kelola cash flow dengan baik. Dengan begitu, ketika catatan finansial menunjukkan adanya pembengkakan, kamu bisa segera mengambil tindakan.

Ayo dukung pertumbuhan ekonomi dengan memberikan pendanaan UMKM secara aman di Akseleran! Daftar sekarang dan dapatkan imbal hasil hingga 10,5% per tahun di Akseleran.

Akseleran memberikan saldo awal senilai Rp100 ribu untuk pendaftar baru dengan menggunakan kode CORCOMMBLOG. Melakukan pendanaan di P2P Lending Akseleran juga sangat aman karena lebih dari 98% nilai portofolio pinjamannya memiliki agunan. Sehingga dapat menekan tingkat risiko yang ada. Akseleran juga sudah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan nomor surat KEP-122/D.05/2019 sehingga proses transaksi yang kamu lakukan jadi lebih aman dan terjamin. 

Untuk kamu yang tertarik mengenai pendanaan atau pinjaman langsung bisa juga menghubungi (021) 5091-6006 atau via email [email protected]

Penulis: Ayu Diah Callista | Editor: Rimba Laut

35 Kata Kata Motivasi Finansial Agar Tepat dalam Mengelola Keuangan

Kata Motivasi

Kata kata motivasi seringkali menjadi pendongkrak suasana hati, baik itu untuk kehidupan pribadi, profesional, hingga finansial. Ya, benar, urusan keuangan pun juga membutuhkan petuah-petuah dari para tokoh populer dunia. 

Mereka lah sosok-sosok yang sudah paham betul soal uang yang masih kerap didewakan oleh sebagian besar orang. Kata kata motivasi yang mereka lontarkan umumnya terlahir dari pengalaman hidup mereka setelah menyaksikan bagaimana uang bisa mengubah ataupun menghancurkan hidup manusia. 

35 Kata Kata Motivasi Populer tentang Finansial

Banyak manusia yang telah diperbudak oleh uang. Bila kamu termasuk orang yang melakukan segalanya demi uang, berhati-hatilah. Sebab, kamu adalah tuan bagi kamu sendiri. Beberapa kata kata motivasi di bawah ini bisa menjadi bahan renungan bahwa uang bukanlah raja dunia. Yuk, simak! 

1. “Uang memang bukan satu-satunya jawaban atas semua masalah hidup, namun uang bisa menciptakan perbedaan.” oleh Barack Obama.

2. “Memperoleh uang ibarat menggali dengan jarum. Sedangkan menghabiskan uang ibarat air yang meresap ke pasir.” oleh Anonim.

3. “Tak ada hal yang benar-benar bisa membentuk kebiasaan selain uang.” oleh Don Marquis.

4. “Penghasilan itu seperti sepatu. Bila terlalu kecil, mereka akan menjepit. Bila terlalu besar, mereka bisa membuat kita tersandung.” oleh Charles Caleb Colton.

5. “Uang merupakan hamba yang baik, namun uang bukanlah tuan yang buruk.” oleh Francis Bacon.

6. “Uang tak pernah membodohi manusia, uang hanya menunjukkan siapa kita sebenarnya.” oleh Elbert Hubbard.

7. “Waktu jauh lebih berarti daripada uang. Kamu bisa memperoleh lebih banyak uang, namun tidak bisa memperoleh lebih banyak waktu.” oleh Jim Rohn.

8. “Bila kamu benar-benar bisa menghitung jumlah uangmu, berarti kamu bukan orang kaya.” oleh J. Paul Getty.

9. “Ide merupakan titik awal dari semua kekayaan.” oleh Napoleon Hill.

10. “Bukan soal seberapa banyak seseorang menghasilkan uang, namun untuk apa uang itu dipergunakan.” oleh John Ruskin.

11. “Hal terpenting yang harus kamu lakukan saat berada di dalam lubang adalah berhenti menggalinya.” oleh Warren Buffett.

12. “Hanya ada satu hal di dunia ini yang tak bisa dibeli oleh uang, yakni kemiskinan.” oleh Joe E. Lewis.

13. “Bila kamu memiliki uang, orang lain akan berpikir kamu adalah orang yang bijaksana, tampan, dan bisa bernyanyi seperti burung.” oleh Anonim.

14. “Jangan pernah membiarkan ekonomi saja yang menentukan karirmu atau bagaimana kamu menghabiskan sebagian besar waktumu.” oleh Denis Waitley.

15. “Uang tidak otomatis membuatmu bebas secara finansial. Hanya kamu yang bisa membuat dirimu sendiri bebas secara finansial.” oleh Suze Orman.

16. “Tujuan kita adalah menjadikan uang sebagai pelayan, bukan malah menjadikan uang sebagai tuan.” oleh Alistair Darling.

Baca juga: Penuh Makna, Inilah 27 Kata-Kata Bijak Tentang Kehidupan

17. “Ini adalah prinsip gift-giving saya: hargai setiap situasi keuanganmu sekarang.” oleh Suze Orman.

18. “Saya tidak menganggap bahwa sukses secara finansial adalah tolok ukur kesuksesan saya secara keseluruhan.” oleh Christie Hefner.

19. “Uang itu ibarat pupuk. Kamu harus menyebarnya atau ia akan menimbulkan bau.” oleh J. Paul Getty.

20. “Waspadalah terhadap setiap biaya kecil. Sebab, kebocoran kecil bisa menenggelamkan kapal yang besar.” oleh Benjamin Franklin.

21. “Bila kamu ingin menjadi orang kaya, kamu harus menciptakan pendapatan ganda.” oleh Bo Sanchez.

22. “Banyak orang menghabiskan uang yang mereka kumpulkan hanya untuk membeli barang yang tidak mereka inginkan dan hanya untuk membuat orang yang tidak mereka sukai terkesan.” oleh Will Rogers.

23. “Bila kamu ingin mengetahui nilai uang yang sesungguhnya, pergi dan cobalah untuk meminjam uang.” oleh Benjamin Franklin.

24. “Semua orang bisa menjadi kaya; namun itu hanyalah pertanyaan dari apa sebenarnya makna kaya bagimu.” oleh Ramit Sethi.

25. “Perencanaan keuangan memberitahumu kemana kamu akan menggunakan uangmu, bukan membuatmu penasaran kemana uangmu sudah kamu gunakan.” oleh Dave Ramsey.

26. “Berbelanja memang diperbolehkan, namun masa depan jauh lebih penting.” oleh Merry Riana.

27. “Banyak orang sering bertanya bisnis apa yang bagus. Jawabannya adalah bisnis yang dibuka, bukan bisnis yang ditanya terus.” oleh Bob Sadino.

28. “Saat berbicara soal uang, acuh bukanlah sikap yang bagus. Apa yang tidak kamu ketahui dapat menyakiti dirimu sendiri.” oleh Sandra S. Simmons.

29. “Tidak ada yang namanya jalan pintas bila kamu ingin keluar dari jerat utang.” oleh Dave Ramsey.

30. “Orang yang dapat mengendalikan arus kas adalah orang yang memiliki kekuatan” oleh Mark W. Boyer.

31. “Satu-satunya masalah yang bisa diselesaikan dengan uang adalah masalah keuangan.” oleh Mignon McLaughlin.

32. “Kekayaan bukan dilihat dari harta benda yang besar namun memiliki sedikit keinginan.” oleh Epictetus.

33. “Bukan dia yang punya banyak uang yang disebut kaya, namun dia yang memberi lebih banyak.” oleh Erich Fromm.

34. “Belanjakan uangmu untuk hal-hal yang bisa dibeli dengan uang. Nikmati waktumu untuk hal-hal yang tak bisa dibeli dengan uang.” oleh Haruki Murakami.

35. “Kekayaan bukan soal memiliki banyak uang, namun soal memiliki banyak pilihan.” oleh Chris Rock.

Itu tadi kata kata motivasi tentang keuangan yang bisa kamu gunakan sebagai bahan renungan. Berbicara soal keuangan, mungkin saat ini kamu sedang mencari layanan investasi yang terpercaya. Nah, layanan reksa dana Akseleran bisa jadi salah satu pilihan, lho. Dengan modal Rp100 ribu saja, kamu sudah bisa mulai berinvestasi. Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Customer Service Akseleran sekarang juga.

Kembangkan Dana Sekaligus Berikan Kontribusi Untuk Ekonomi Nasional dengan Melakukan Pendanaan Untuk UKM Bersama Akseleran!

Bagi kamu yang igin membantu mengembangkan usaha kecil dan menengah di Indonesia, P2P Lending dari Akseleran adalah tempatnya. Akseleran menawarkan kesempatan pengembangan dana yang optimal dengan bunga rata-rata hingga 10,5% per tahun dan menggunakan proteksi asuransi 99% dari pokok pinjaman. Tentunya, semua itu dapat kamu mulai hanya dengan Rp100 ribu saja.

BLOG100

Yuk! Gunakan kode promo BLOG100 saat mendaftar untuk memulai pengembangan dana awalmu bersama Akseleran. Untuk pertanyaan lebih lanjut dapat menghubungi Customer Service Akseleran di (021) 5091-6006 atau email ke [email protected].

5 Hal Terlarang Dalam Keuangan

5 Hal Terlarang Dalam Keuangan

Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan. Dari setiap kesalahan yang dilakukan, biasanya kita bisa memetik sebuah pelajaran yang akhirnya membuat kita menjadi seseorang yang lebih baik. Begitupun dalam hal keuangan. Ada beberapa hal terlarang yang jika dilakukan akan berpotensi merugikan diri sendiri. Apa sajakah hal terlarang itu?

1. Meminjamkan nama untuk utang orang lain

Jangan pernah meminjamkan namamu untuk dipakai berutang untuk alasan apapun. Sejatinya pihak bank maupun pemberi pinjaman tidak peduli siapa yang menggunakan uang pinjaman tersebut, yang mereka ketahui adalah kamu yang bertanggung jawab atas pinjaman tersebut.

2. Membeli produk yang tidak sesuai tujuan keuangan

Membuat tujuan keuangan bukan hal yang sulit, namun mewujudkannya adalah sebuah hal yang berbeda. Usahakan untuk tidak membeli produk yang tidak sesuai dengan tujuan keuangan. Selain akan menghambat tercapainya tujuan keuanganmu, ini juga hanya akan membuang waktu, uang dan energimu.

3. Berinvestasi dari hasil berutang

Hal yang harus kamu ketahui adalah keuntungan dari investasi sifatnya potensi, harapan, ekspektasi yang mungkin saja tidak berjalan sesuai harapan. Oleh karena itu hindari menggunakan uang dari hasil berutang untuk berinvestasi. Jangan sampai karena ingin mendapat untung kamu jadi tidak memikirkan dampak akhirnya.

4. Tidak mempersiapkan dana pensiun

Dana pensiun tentu membutuhkan jumlah yang tidak sedikit sehingga harus dipersiapkan dari jauh-jauh hari. Meski saat ini kamu masih muda dan produktif, tidak ada salahnya mempersiapkan dana pensiun sedini mungkin.

5. Menyepelekan uang receh

Tidak sedikit orang yang menganggap uang receh adalah uang sedikit dan tidak penting. Padahal uang yang besar pun bisa terkumpul dari recehan. Contohnya dalam berinvestasi, mendapat untung yang dianggap uang receh jika konsisten akan jauh lebih baik daripada mendapat untung yang besar namun hanya sesekali.

6. Tidak pernah membuat posting keuangan

Ada kondisi dimana seseorang tahu jika gajinya pas-pasan namun enggan membuat posting pengeluarannya setiap bulan lantaran menganggap ini terlalu repot. Padahal dengan menyusun posting dan budget keuangan, kamu akan lebih bisa mengelola keuanganmu.

Ayo dukung pertumbuhan ekonomi dengan memberikan pendanaan UMKM secara aman di Akseleran! Daftar sekarang dan dapatkan imbal hasil hingga 10,5% per tahun di Akseleran.

Akseleran memberikan saldo awal senilai Rp100 ribu untuk pendaftar baru dengan menggunakan kode CORCOMMBLOG. Melakukan pendanaan di P2P Lending Akseleran juga sangat aman karena lebih dari 98% nilai portofolio pinjamannya memiliki agunan. Sehingga dapat menekan tingkat risiko yang ada. Akseleran juga sudah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan nomor surat KEP-122/D.05/2019 sehingga proses transaksi yang kamu lakukan jadi lebih aman dan terjamin. 

Untuk kamu yang tertarik mengenai pendanaan atau pinjaman langsung bisa juga menghubungi (021) 5091-6006 atau via email [email protected]

Penulis: Ayu Diah Callista | Editor: Rimba Laut

Ukuran Kertas F4 di Word dalam Berbagai Ukuran

ukuran kertas f4

Pernahkah kamu mendengar orang yang bertanya seperti ini, “Ukuran kertas F4 Legal apa Letter, sih?” Pertanyaan ini umum dilontarkan oleh orang-orang yang  sedang menyusun dokumen di komputer, seperti mahasiswa yang mengerjakan tugas, karyawan yang membuat laporan, dan lainnya.

Hal itu terjadi karena kertas F4 cukup banyak dibutuhkan untuk berbagai keperluan dokumen. Namun, di pengaturan default aplikasi Microsoft Word, ukuran tersebut tidak ada. Sehingga, mau tidak mau orang yang membutuhkan kertas dengan ukuran F4 harus membuatnya secara manual.

Untuk itu, hal pertama yang harus diketahui ketika ingin membuat ukuran F4 di Microsoft Word adalah mengetahui ukuran F4 dalam ukuran lainnya yang lebih familier. Misalnya, seperti ukuran dalam centimeter (cm), milimeter (mm), maupun inci.

Ukuran Kertas F4 Serta Contohnya

Kembali ke pertanyaan di awal, apakah kertas F4 itu memang sama dengan kertas ukuran Legal atau Letter? Ternyata, kertas F4 tidak sama dengan kedua ukuran kertas tersebut.

Berdasar informasi dari beberapa sumber, berikut ukuran kertas-kertas tersebut:

  • Ukuran kertas Legal adalah 21,59 cm x 35,56 cm atau 8,5 inci x 11 inci.
  • Ukuran kertas Letter adalah 21,59 cm x 27,94 cm atau 8,27 inci x 11,69 inci.
  • Sementara itu, kertas F4 memiliki ukuran 21 cm x 33 cm atau 8,27 inci x 12,99 inci.

Secara umum dapat disimpulkan kalau ukuran F4 ini berada di tengah-tengah ukuran kertas Legal dan Letter. Sehingga, wajar jika banyak pihak yang kerap menggunakannya, karena ukuran tersebut tampak paling ‘standar’ untuk dokumen.

Perbandingan Kertas F4 dengan Ukuran Lainnya

Apakah kamu sudah tahu kalau ukuran kertas F4 ini sama dengan kertas folio? Ya, kertas folio memang nama lain dari kertas F4. Sama seperti kertas ukuran A4 yang memiliki nama lain kertas kuarto.

Microsoft Word punya banyak standar ukuran kertas, mulai dari Tabloid, Letter, Legal, Executive, A3, A4, dan sebagainya. Dari berbagai ukuran tersebut, kertas Letter, Legal, dan A4 adalah yang paling populer untuk kebutuhan dokumen.

Di samping itu, masyarakat Indonesia juga sering menggunakan ukuran F4, meski tidak masuk dalam standar ukuran Microsoft Word. Jika dibandingkan dengan ukuran standar lainnya, kertas F4 ini memang tampak paling pas untuk dokumen.

Dari sisi lebar, ukuran kertas ini sama dengan kertas A4 yang memiliki ukuran 21 cm x 29,7 cm atau 8,27 inci x 11,69 inci. Namun, dari sisi tingginya, kertas F4 sedikit lebih tinggi (panjang) dibanding kertas A4.

Sementara itu, ukuran kertas Legal di Word adalah ukuran populer dokumen paling luas jika dikomparasikan dengan ukuran populer lainnya. Kertas Legal sedikit lebih lebar dan tinggi dibanding kertas F4. Namun, jika dibandingkan dengan kertas Letter, kertas F4 masih jauh lebih tinggi.

Baca juga: Ketahui Perbedaan Pamflet dan Leaflet

Kegunaan Kertas F4

Kertas ukuran F4 memiliki banyak sekali kegunaan, khususnya untuk berbagai proyek yang memerlukan data-data atau uraian dalam bentuk teks. Selain itu, kertas ukuran F4 juga bisa dipakai untuk keperluan-keperluan lainnya secara bebas.

Biasanya, alasan orang-orang memilih ukuran kertas F4 untuk membuat file dokumen mereka adalah karena kebiasaan. Di samping itu, tidak jarang mereka menggunakan ukuran tersebut karena aturan yang berlaku.

Cara Membuat Ukuran Margin F4 di Word

Selanjutnya, bagaimana cara membuat lembar kerja di Microsoft Word dengan ukuran margin F4 jika di pengaturannya tidak ada pilihan yang dimaksud? Tenang, ukuran ini bisa dibuat secara manual dengan langkah yang sangat mudah.

Pertama, tentu kita harus membuka program Microsoft Word. Jika sudah, segera klik tab Page Layout. Di sana, ada berbagai pilihan, kamu bisa mengklik Size untuk memilih berbagai ukuran kertas.

Untuk membuat ukuran F4 yang tidak ada di pilihan, tinggal klik More Paper Size. Jika sudah, akan muncul jendela Page Setup. Pada tab Paper, ubah ukuran Width dengan angka 21,59 cm, dan Height dengan angka 33 cm. Lalu klik OK. Kertas ukuran F4 pun sudah siap digunakan.

Hal yang perlu diperhatikan di sini adalah standar satuan yang digunakan. Pastikan program Microsoft Word kamu menggunakan satuan cm atau mm atau inci. Selain itu, pastikan juga soal penulisan koma, apakah dengan tanda koma atau titik. Jika sudah pasti, kamu tinggal menyesuaikan.Misal, Microsoft Word kamu menggunakan satuan inci, maka tinggal masukkan ukuran kertas F4 dalam inci untuk membuatnya. Demikian ulasan mengenai kertas F4 dan perbandingannya dalam berbagai ukuran. Semoga bermanfaat!

Kembangkan Dana Sekaligus Berikan Kontribusi Untuk Ekonomi Nasional dengan Melakukan Pendanaan Untuk UKM Bersama Akseleran!

Bagi kamu yang igin membantu mengembangkan usaha kecil dan menengah di Indonesia, P2P Lending dari Akseleran adalah tempatnya. Akseleran menawarkan kesempatan pengembangan dana yang optimal dengan bunga rata-rata hingga 10,5% per tahun dan menggunakan proteksi asuransi 99% dari pokok pinjaman. Tentunya, semua itu dapat kamu mulai hanya dengan Rp100 ribu saja.

BLOG100

Yuk! Gunakan kode promo BLOG100 saat mendaftar untuk memulai pengembangan dana awalmu bersama Akseleran. Untuk pertanyaan lebih lanjut dapat menghubungi Customer Service Akseleran di (021) 5091-6006 atau email ke [email protected].

Indonesia Terjebak dalam Middle Income Trap

Indonesia Terjebak dalam Middle Income Trap

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN), Suharso Monoarfa beberapa waktu lalu menyatakan bahwa Indonesia sudah terlalu lama berada dalam jebakan negara pendapatan menengah atau middle income trap.

Middle income trap adalah istilah ekonomi untuk menjelaskan bagaimana sebuah negara mencapai tingkat pendapatan menengah, namun tidak bisa keluar dari tingkatan tersebut untuk jadi negara maju. Istilah ini merujuk pada fenomena stagnasi yang menjadikan suatu negara mengalami kesulitan untuk menaikan pendapatan perkapitanya.

Indikator penentu middle income trap dapat berubah setiap tahunnya. Hal ini terjadi mengikuti inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun populasi yang mempengaruhi nilai GNI (Gross National Income) per-kapita setiap negara. Adapun nilai GNI per 1 Juli 2021 untuk kategori negara dengan penghasilan per-kapita tinggi berkisar antara 4.000-13.000 Dolar Amerika.

Indonesia sendiri sudah berada pada tingkatan ini selama 29 tahun. Bahkan pada bulan Juli tahun lalu, World Bank sempat menurunkan status Indonesia dari negara berpenghasilan menengah atas menjadi negara berpenghasilan menengah ke bawah. Tidak hanya Indonesia, ada juga negara-negara lain yang gagal keluar dari tingkatan ini, diantaranya Brazil dan Thailand.

Dilansir dari Antaranews, menurut Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang, salah satu cara terbaik untuk keluar dari status ini adalah penguatan industri manufaktur. Menteri Agus melihat adanya tren positif di industri manufaktur Indonesia. Berdasarkan data dari Kementerian Perindustrian, angka Purchasing Managers Index (PMI) industri manufaktur mencapai 51,8 poin. Hal ini menunjukkan bahwa industri manufaktur sedang berekspansi. Untuk keluar dari status ini, Indonesia membutuhkan pertumbuhan ekonomi rata-rata 6% per tahun.

Ayo dukung pertumbuhan ekonomi dengan memberikan pendanaan UMKM secara aman di Akseleran! Daftar sekarang dan dapatkan imbal hasil hingga 10,5% per tahun di Akseleran.

Akseleran memberikan saldo awal senilai Rp100 ribu untuk pendaftar baru dengan menggunakan kode CORCOMMBLOG. Melakukan pendanaan di P2P Lending Akseleran juga sangat aman karena lebih dari 98% nilai portofolio pinjamannya memiliki agunan. Sehingga dapat menekan tingkat risiko yang ada. Akseleran juga sudah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan nomor surat KEP-122/D.05/2019 sehingga proses transaksi yang kamu lakukan jadi lebih aman dan terjamin.

Untuk kamu yang tertarik mengenai pendanaan atau pinjaman langsung bisa juga menghubungi (021) 5091-6006 atau via email [email protected]

Penulis: Ayu Diah Callista | Editor: Rimba Laut

7 Tipe Orang dalam Mengelola Keuangan

7 Tipe Orang dalam Mengelola Keuangan

Mengelola keuangan adalah salah satu keterampilan penting yang harus dimiliki oleh setiap orang. Kemampuan mengelola keuangan sangat penting untuk menjaga kesehatan finansial dan mencapai tujuan keuangan jangka panjang. Setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam mengelola keuangan mereka. Berdasarkan kecenderungan perilaku dan cara pandang seseorang dalam mengelola keuangannya, terdapat beberapa tipe orang dalam mengelola keuangan.  Berikut adalah 7 tipe orang dalam mengelola keuangan.

1. The Spender

Tipe orang yang pertama adalah The Spender. Orang-orang dengan tipe ini cenderung menghabiskan uang mereka dengan cepat, terutama untuk barang-barang yang tidak diperlukan. Mereka cenderung tidak memiliki tabungan atau dana darurat, dan dapat merasa sulit untuk menabung karena kecenderungan mereka untuk membelanjakan uang dengan impuls.

2. The Saver

Tipe kedua adalah The Saver. Orang-orang dengan tipe ini cenderung sangat hati-hati dengan pengeluaran mereka dan selalu berusaha untuk menabung sebanyak mungkin. Mereka cenderung memiliki tabungan yang cukup besar dan dapat merasa sulit untuk mengeluarkan uang bahkan untuk hal-hal yang penting.

3. The Investor

Tipe ketiga adalah The Investor. Orang-orang dengan tipe ini cenderung memanfaatkan uang mereka dengan baik, dan selalu mencari cara untuk menghasilkan lebih banyak uang melalui investasi. Mereka cenderung memiliki pemahaman yang kuat tentang pasar keuangan dan memiliki portofolio investasi yang baik.

4. The Debtor

Tipe keempat adalah The Debtor. Orang-orang dengan tipe ini cenderung meminjam uang secara teratur, baik melalui kartu kredit, pinjaman pribadi, atau pinjaman lainnya. Mereka cenderung memiliki utang yang cukup besar dan dapat merasa kesulitan dalam mengelola pembayaran utang mereka.

5. The Budgeter

Tipe kelima adalah The Budgeter. Orang-orang dengan tipe ini cenderung memiliki anggaran yang baik dan selalu berusaha untuk mengikuti anggaran mereka. Mereka cenderung memiliki pemahaman yang baik tentang pengeluaran mereka dan selalu berusaha untuk membatasi pengeluaran mereka sesuai dengan anggaran mereka.

6. The Strategist

Tipe keenam adalah The Strategist. Orang-orang dengan tipe ini cenderung memiliki rencana yang matang untuk mengelola keuangan mereka. Mereka cenderung memiliki tujuan keuangan yang jelas dan selalu berusaha untuk mencapai tujuan tersebut melalui rencana yang matang dan pengelolaan keuangan yang hati-hati.

7. The Ignorer

Tipe terakhir adalah The Ignorer. Orang-orang dengan tipe ini cenderung mengabaikan masalah keuangan mereka dan cenderung tidak memperhatikan pengeluaran mereka. Mereka cenderung tidak memiliki rencana keuangan yang jelas dan dapat merasa kesulitan dalam mengelola keuangan mereka.

Ayo dukung pertumbuhan ekonomi dengan memberikan pendanaan UMKM secara aman di Akseleran! Daftar sekarang dan dapatkan imbal hasil hingga 10,5% per tahun di Akseleran.

Akseleran memberikan saldo awal senilai Rp100 ribu untuk pendaftar baru dengan menggunakan kode CORCOMMBLOG. Melakukan pendanaan di P2P Lending Akseleran juga sangat aman karena lebih dari 98% nilai portofolio pinjamannya memiliki agunan. Sehingga dapat menekan tingkat risiko yang ada. Akseleran juga sudah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan nomor surat KEP-122/D.05/2019 sehingga proses transaksi yang kamu lakukan jadi lebih aman dan terjamin.

Untuk kamu yang tertarik mengenai pendanaan atau pinjaman langsung bisa juga menghubungi (021) 5091-6006 atau via email [email protected]

Penulis: Ayu Diah Callista | Editor: Rimba Laut

Mengetahui Dasar Prinsip-Prinsip dalam Asuransi

Prinsip Prinsip Asuransi

Meski asuransi sudah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari, nyatanya masih banyak yang belum paham tentang hal ini. Untuk Anda yang ingin atau sedang menyiapkan asuransi, entah kesehatan, pendidikan, atau hari tua, pahami dulu prinsip-prinsip asuransi. 

Lembaga yang mengatur tentang asuransi, yakni Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menyatakan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia masih belum asing dengan asuransi. Padahal dengan memahami prinsip tersebut, Anda bisa mengetahui prosedur serta mekanisme asuransi tersebut berjalan.

Oleh sebab itu, sebagai masyarakat Indonesia yang cerdas, sudah seharusnya memahami apa itu prinsip-prinsip asuransi, selain cara kerjanya. Ini penting untuk Anda pertimbangkan, terutama jika Anda hendak mengambil salah satu atau beberapa produk asuransi tertentu. Yuk, simak!

Pengertian Asuransi

Asuransi pada dasarnya adalah pertanggungan. Sedangkan menurut KBBIU, asuransi diartikan sebagai perjanjian antara dua kubu, yaitu penanggung (perusahaan asuransi) dengan tertanggung (nasabah).

Prosedurnya, nasabah akan membayar premi asuransi atau iuran. Lalu pihak penanggung mengumpulkan uang iuran tersebut bersama dengan uang iuran dari nasabah lainnya. Kemudian uang tersebut dikelola oleh penanggung.     

Selanjutnya, penanggung memberikan jaminan kepada nasabah jika terjadi hal-hal yang merugikan nasabah, sesuai yang ada dalam surat perjanjian atau polis. Oleh karena itu, asuransi merupakan pertanggungan yang penanggung berikan kepada nasabah yang membayar premi asuransi.

Adapun definisi asuransi ini juga tertuang dalam UU Nomor 2 Tahun 1992 Bab I Pasal 1 Ayat 1, berikut ini bunyinya:

“Asuransi atau Pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung, karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan”.    

Pentingnya Memahami Prinsip Dasar Asuransi

https://images.pexels.com/photos/7735621/pexels-photo-7735621.jpeg?auto=compress&cs=tinysrgb&w=1260&h=750&dpr=1

Asuransi memiliki banyak jenis, seperti halnya asuransi jiwa, asuransi kesehatan, maupun asuransi properti. Semua asuransi tersebut tujuan utamanya adalah melindungi dari segala risiko. 

Oleh karena banyaknya jenis asuransi ini, banyak masyarakat yang bingung untuk mengerti tentang asuransi. Di sinilah letak pentingnya memahami prinsip asuransi secara benar. 

Ketika Anda memahami prinsip asuransi, maka Anda bisa terhindar dari risiko kesalahan dalam mendaftar asuransi yang tidak sesuai dengan harapan.

Prinsip-Prinsip Dasar Asuransi

https://images.unsplash.com/photo-1637763723578-79a4ca9225f7?ixlib=rb-4.0.3&ixid=MnwxMjA3fDB8MHxwaG90by1wYWdlfHx8fGVufDB8fHx8&auto=format&fit=crop&w=871&q=80

Terdapat enam prinsip dasar asuransi, yaitu insurable interest, utmost good faith, indemnity, subrogation, contribution, dan proximate cause. Simak masing-masing penjelasannya berikut ini.

1. Insurable Interest

Prinsip asuransi yang pertama ini adalah adanya hak asuransi untuk seseorang yang masih memiliki hubungan keluarga maupun ekonomi dengan orang tersebut. Biasanya, hak asuransi ini muncul setelah dibuat surat perjanjian asuransi atau biasa disebut polis. 

Misalnya, Anda memiliki hubungan keluarga seperti halnya ayah, istri, ibu, atau anak. Maka, Anda bisa mengasuransikan mereka atas dasar hubungan keluarga. Selain itu, Anda juga dapat mengasuransikan diri Anda sendiri.

Anda pun bisa memberikan asuransi terhadap perusahaan Anda atau yang ada hubungannya dengan perusahaan Anda, misalnya karyawan. Sebagai seorang pengusaha, Anda boleh mengasuransikan karyawan dengan dasar hubungan ekonomi.

Baca juga: Insurable Interest, Prinsip Penting dalam Dunia Asuransi

2. Utmost Good Faith

Arti dari good faith adalah i’tikad yang baik. Maka sesuai dengan namanya, prinsip kedua ini adalah asuransi yang mengedepankan kejujuran di antara pihak nasabah maupun perusahaan asuransi. 

Dalam proses pembelian produk asuransinya, kedua belah pihak tersebut harus memberikan informasi yang valid, jujur, dan sangat rinci. Contohnya adalah nasabah diharuskan terbuka dan jujur ketika menjawab pertanyaan screening risiko sebelum kesepakatan dibuat. 

Hal-hal yang tidak boleh disembunyikan seperti penyakit bawaan, pengalaman opname di rumah sakit, merokok, dan lainnya. Keterbukaan dan kejujuran ini juga berlaku terhadap pihak penanggung atau perusahaan asuransi. 

Di sini, penanggung diwajibkan menyampaikan sedetail mungkin produk asuransi yang disediakan. Selain itu juga tidak memberikan informasi yang samar kepada nasabah.

3. Indemnity

Prinsip asuransi yang ketiga ini sering disebut juga dengan prinsip asuransi ganti rugi. Maksudnya adalah penanggung/perusahaan asuransi wajib mengganti kerugian nasabah sesuai dengan kesepakatan yang tertuang dalam surat perjanjian/polis. 

Lalu, nilai tanggungan harus sama dengan nilai klaim tanpa adanya pengurangan maupun penambahan nilai. Hal ini agar terjadi keadilan baik bagi perusahaan asuransi maupun nasabah.

blog100

4. Subrogation

Subrogation merupakan prinsip asuransi yang berhubungan dengan situasi kerugian yang terjadi pada diri nasabah, yang mana penyebab kerugian tersebut adalah pihak ketiga.  Menurut pasal 1365 KUHPerdata, yang berkewajiban mengganti kerugian adalah pihak ketiga. 

Namun dalam prinsip subrogasi ini, memberikan pilihan kepada nasabah untuk memilih pengganti rugi. Boleh memilih perusahaan asuransi sebagai sumber ganti rugi maupun pihak ketiga. 

Walaupun nasabah memiliki kebebasan memilih, namun hanya diperbolehkan memiliki satu sumber ganti rugi, tidak  boleh memilih keduanya sekaligus. Hal ini karena jika keduanya mengganti rugi, yang terjadi adalah kelebihan nilai yang diterima nasabah tidak sebagaimana mestinya.

Namun jika nasabah hanya mendapat ganti rugi dari pihak ketiga yang tidak penuh atau beberapa persen saja, maka nasabah boleh meminta sisa kerugian yang belum terpenuhi tersebut kepada perusahaan asuransi. 

5. Contribution

Contribution merupakan prinsip asuransi dengan sistem menanggung bersama. Di sini, pihak asuransi mempunyai hak menggandeng perusahaan asuransi lainnya untuk memberikan ganti rugi nasabah.

Mungkin Anda pernah mendengar tetangga atau kerabat yang opname di rumah sakit, di mana biaya rumah sakit tersebut ditanggung oleh 2 asuransi yang berlainan. Ini adalah salah satu contoh fenomena asuransi dengan prinsip contribution.

Untuk memudahkan pemahaman Anda, mari buat contoh yang lain. Ada seorang pria bernama Pak Andi, yang sedang sakit dan opname di rumah sakit selama 9 hari. Biaya rumah sakitnya mencapai 250 juta. 

Kemudian biaya tersebut diasuransikan bapak Andi ke penanggung asuransi FDK sebesar 100 juta. Maka, Asuransi KLG hanya perlu membayar biaya sisanya sebesar 150 juta.

6. Proximate Cause

Prinsip asuransi yang keenam ini menggunakan prinsip kausa proksimal. Di sini, semua kerugian yang terjadi tidak akan mungkin jika tanpa sebab, karena pasti ada penyebab kerugiannya. 

Oleh karena itu, berdasarkan prinsip tersebut, perusahaan asuransi hanya memberikan ganti rugi kepada nasabah jika kerugian tersebut disebabkan oleh hal-hal yang tertulis di polis.     

Dari keenam prinsip asuransi tersebut, dapat Anda lihat bahwa semua prinsip tersebut mengarah kepada pemenuhan hak-hak kedua belah pihak. Setelah mengetahui enam prinsip tersebut, seharusnya masyarakat Indonesia tidak lagi takut untuk berasuransi.

Ini mengingat betapa pentingnya asuransi saat ini, di mana dalam menjalani hidup, Anda tidak akan tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Asuransi inilah yang akan berperan sebagai salah satu pembantu Anda bangkit dari jatuh tersebut.   Demikianlah ulasan tentang prinsip-prinsip asuransi. Kita warga Indonesia sebagai masyarakat yang cerdas seharusnya tidak lagi tabu dan asing dengan asuransi. Karena sejatinya asuransi adalah proteksi atau perlindungan dari risiko kerugian.

Kembangkan Dana Sekaligus Berikan Kontribusi Untuk Ekonomi Nasional dengan Melakukan Pendanaan Untuk UKM Bersama Akseleran!

Bagi kamu yang igin membantu mengembangkan usaha kecil dan menengah di Indonesia, P2P Lending dari Akseleran adalah tempatnya. Akseleran menawarkan kesempatan pengembangan dana yang optimal dengan bunga rata-rata hingga 10,5% per tahun dan menggunakan proteksi asuransi 99% dari pokok pinjaman. Tentunya, semua itu dapat kamu mulai hanya dengan Rp100 ribu saja.

BLOG100

Yuk! Gunakan kode promo BLOG100 saat mendaftar untuk memulai pengembangan dana awalmu bersama Akseleran. Untuk pertanyaan lebih lanjut dapat menghubungi Customer Service Akseleran di (021) 5091-6006 atau email ke [email protected].

Keuntungan dan Risiko Investasi dalam Obligasi Korporasi

Investasi dalam obligasi korporasi

Investasi dalam obligasi korporasi tidak seterkenal investasi saham atau reksadana. Akan tetapi, obligasi korporasi bisa jadi instrumen yang cukup stabil. Walaupun, jika Anda bandingkan dengan obligasi pemerintah, risiko obligasi korporasi lebih tinggi.

Key points:

  • Obligasi korporasi bukanlah produk bank.
  • Risiko obligasi korporasi lebih tinggi daripada obligasi pemerintah.
  • Imbal hasil yang tinggi, setidaknya hingga paruh pertama 2023. 

Jadi, apakah investasi obligasi masih menguntungkan atau justru sebaliknya? Cek informasinya berikut ini. 

Apa yang Dimaksud dengan Obligasi Korporasi?

Obligasi merupakan surat utang jangka menengah/panjang yang dapat diperjualbelikan. Instrumen investasi ini termasuk investasi efek berpendapatan tetap dengan tingkat pertumbuhan nilai dan risiko yang stabil.

Ini karena penerbit obligasi tetap akan membayarkan kembali pokok utang plus kupon bunga ketika jatuh tempo sesuai imbal hasil selama jangka waktunya.

Jenis Obligasi Korporasi

Ada 2 jenis obligasi, yaitu obligasi pemerintah yang berupa Surat Utang Negara dan obligasi korporasi. Sesuai namanya, obligasi korporasi adalah surat utang dari korporasi di Indonesia, baik BUMN ataupun swasta. 

Jadi, produk obligasi korporasi ini bukanlah produk bank. Tujuannya untuk mengumpulkan dana, misalnya membiayai proyek baru hingga membiayai utang. 

Obligasi korporasi itu sendiri terbagi menjadi 3 [1], yaitu obligasi dengan:

  • Kupon Tetap (fixed coupon): jenis obligasi ini memiliki tingkat bunga yang sudah ditetapkan dan flat hingga jatuh tempo. 
  • Kupon Variabel (variable coupon): suku bunga variabel bisa berubah sewaktu-waktu dan dapat dipengaruhi oleh besar dari suku bunga perbankan. 
  • Prinsip Syariah: obligasi yang dalam pelaksanaannya menggunakan prinsip syariah Islam. 

Cara Kerja Obligasi Korporasi

Anda mungkin bingung, bagaimana cara kerja obligasi korporasi Indonesia?

Ada 4 tahapan cara kerja obligasi korporasi, yaitu:

  1. Penerbitan Surat Utang

Ada beberapa mekanisme penerbitan surat utang, yaitu lelang, penjaminan emisi, dan penerbitan khusus atau private placement

Dalam penerbitan ini, mencakup 3 hal, yaitu jangka waktu, persyaratan pinjaman, ketentuan untuk pembayaran bunga atau kupon. 

  1. Pembayaran Kupon atau Bunga

Di investasi obligasi korporasi, terdapat pembayaran kupon atau bunga. Pembayaran tersebut adalah pembagian yang diterima oleh pemegang obligasi ke penerbit. 

  1. Harga Awal dan Pasar Aktual

Sebagai investor, Anda tidak harus untuk menyimpan obligasi hingga jatuh tempo. Anda bisa menjualnya sesuai dengan harga pasar aktual. Harga tersebut tergantung dari:

  • Jangka waktu jatuh tempo.
  • Tingkat kupon sesuai dengan suku bunga kala itu.
  • Kelayakan kredit penerbit.
  1. Penjualan Obligasi

Sebagai investor, Anda, sebagai pemegang obligasi asli, bisa langsung menjualnya ke investor lain. Umumnya, peminjam akan membeli obligasi ketika kelayakan kredit peminjam meningkat atau suku bunganya turun. 

Keuntungan dan Risiko Investasi Obligasi Korporasi

Jika Anda bandingkan dengan saham, obligasi korporasi memang lebih stabil. Namun, apa saja keuntungan dan risikonya misalnya untuk obligasi perusahaan swasta?

Keunggulan Investasi Obligasi Korporasi 2023

Menurut OJK, ada 2 keuntungan yang akan Anda dapatkan saat investasi di obligasi korporasi, yaitu:

  1. Memberikan Fixed Income 

Ciri utama dari obligasi adalah pemegangnya akan memperoleh fixed income atau pendapatan tetap berupa bunga secara rutin selama jangka waktu obligasi. Jika Anda bandingkan dengan buka sertifikat BI atau deposito, maka bunga obligasi umumnya lebih tinggi. 

Nantinya, Anda akan mendapatkan bunga (kupon) secara berkala/reguler selama jangka waktu yang ditetapkan. Besaran bunga tersebut sesuai dengan kesepakatan/ketentuan obligasi korporasi. 

  1. Mendapatkan Keuntungan Capital Gain

Seperti yang Anda tahu, Anda bisa saja menjual obligasi sebelum waktu jatuh tempo. Jika ternyata saat penjualan lebih besar dari harga awal, maka Anda akan mendapatkan keuntungan dari capital gain.

Capital gain ini juga bisa Anda dapatkan ketika Anda membeli obligasi dengan harga lebih murah (misalnya, diskon) dari nominalnya. Kemudian, ketika waktu jatuh tempo, Anda mendapatkan pembayaran sesuai harga normal. 

Selain 2 keuntungan tersebut, dengan investasi pada obligasi korporasi, Anda juga akan mendapatkan keuntungan seperti:

  • Surat utang atau obligasi dapat Anda jadikan sebagai agunan. 
  • Penghitungan tingkat timbal balik sudah ada sejak awal investasi. Karena itu, ada banyak pilihan obligasi yang bisa Anda pilih di pasar sekunder. 

Baca juga: Pentingnya Memahami Capital Gain Pada Investasi

Risiko Investasi Obligasi Korporasi

Obligasi bukan termasuk instrumen investasi dengan risiko tinggi seperti saham. Akan tetapi, Anda perlu memperhatikan beberapa risiko seperti berikut:

  1. Risiko Default

Selama jangka waktu obligasi, Anda akan mendapatkan pembayaran, baik pokok obligasi atau bunga, atas produk obligasi yang Anda beli. Akan tetapi, bisa saja perusahaan tidak mampu untuk membayar kewajibannya tersebut. Kondisi tersebut dikenal dengan istilah default.

Walaupun risiko default ini jarang terjadi, tapi bisa saja terjadi pada Anda atau investor yang lainnya. 

  1. Risiko Interest Rate Risk

Salah satu yang mempengaruhi tingkat harga obligasi adalah tingkat suku bunga. Semakin naik suku bunganya, maka harga obligasi akan semakin turun. 

Jadi, mau tidak mau Anda harus terus memperhatikan pergerakan suku bunga agar tidak menghadapi risiko interest rate risk (tingkat suku bunga).

  1. Risiko Capital Loss

Sebagai investor, Anda memang bisa menjual surat obligasi sebelum jatuh tempo. Akan tetapi, ketika harga jual lebih rendah daripada harga beli/saat surat utang terbit, maka Anda akan menghadapi risiko capital loss

Tips Sukses Investasi Obligasi Korporasi

Untuk meminimalisir risiko dan memperbesar kesuksesan Anda dalam berinvestasi di instrumen obligasi korporasi, ada beberapa hal yang bisa membantu Anda. Di antaranya:

  1. Pahami Obligasi Korporasi

Hal pertama adalah memahami tentang obligasi korporasi. Mulai dari istilah, jenis, cara pembelian produknya, analisa hingga cara menghitung keuntungan obligasi. 

  1. Cek Perusahaan Penerbit

Banyak perusahaan yang menawarkan obligasi korporasi. Karena hal tersebut, sebelum membeli, Anda perlu mengecek perusahaan tersebut. 

Anda bisa cek tentang riwayat perusahaan termasuk peringkat kreditnya hingga reputasi dan kinerja perusahaan. Jika ternyata peringkatnya lebih rendah dari Standard & Poor, maka hindari memilih perusahaan tersebut. 

Dengan begitu, Anda bisa terhindar dari perusahaan yang bermasalah dan menghindari risiko default.

  1. Jangan Terburu-Buru Menjual Obligasi

Anda memang bisa menjual produk obligasi sebelum jatuh tempo. Akan tetapi, hindari melakukan cara tersebut jika Anda belum yakin atau belum bisa membaca pergerakan pasar, terutama suku bunga. 

Kesalahan membaca pergerakan suku bunga ini bisa merugikan Anda terutama jika Anda membeli obligasi dalam jumlah besar dan mengalami capital loss.

  1. Lakukan Diversifikasi

Apapun investasinya, termasuk obligasi, Anda akan menghadapi risiko rugi, seperti default atau interest rate risk. Karena hal tersebut, akan lebih baik melakukan diversifikasi risiko dengan beberapa portofolio yang memiliki karakteristik yang berbeda.

  1. Memaksimalkan Pendapatan dengan Obligasi Jangka Panjang

Ada obligasi jangka pendek dan jangka panjang. Jika Anda ingin memaksimalkan pendapatan, maka sebaiknya pilih obligasi jangka panjang yang memiliki kupon lebih tinggi. Risikonya adalah, rentan terhadap perubahan suku bunga. 

  1. Kelola Risiko Suku Bunga

Ada portofolio obligasi laddered yang memiliki prinsip dikembalikan ke interval yang sudah ditentukan. Interval dalam hal ini adalah jatuh tempo, misalnya 1, 3, 5, 10 tahun. Cara ini memungkinkan Anda bisa berinvestasi jangka pendek ataupun panjang. 

Jika saat jatuh tempo, portofolio tersebut memperoleh minat, maka Anda bisa menggunakannya untuk investasi jangka panjang. 

Apakah Menjanjikan untuk Investasi Obligasi Korporasi?

Jadi, investasi dalam obligasi korporasi masih menjanjikan karena cukup stabil dengan tingkat resiko yang tidak terlalu besar. Namun, untuk meminimalisir resikonya, Anda perlu memahami obligasi korporasi, analisa hingga memilih strategi dan emiten yang tepat. So, tertarik untuk investasi obligasi korporasi?

Kembangkan Dana Sekaligus Berikan Kontribusi Untuk Ekonomi Nasional dengan Melakukan Pendanaan Untuk UKM Bersama Akseleran!

Bagi kamu yang igin membantu mengembangkan usaha kecil dan menengah di Indonesia, P2P Lending dari Akseleran adalah tempatnya. Akseleran menawarkan kesempatan pengembangan dana yang optimal dengan bunga rata-rata hingga 10,5% per tahun dan menggunakan proteksi asuransi 99% dari pokok pinjaman. Tentunya, semua itu dapat kamu mulai hanya dengan Rp100 ribu saja.

BLOG100

Yuk! Gunakan kode promo BLOG100 saat mendaftar untuk memulai pengembangan dana awalmu bersama Akseleran. Untuk pertanyaan lebih lanjut dapat menghubungi Customer Service Akseleran di (021) 5091-6006 atau email ke [email protected].