Tag Archives: Penerapannya

Audit Adalah: Definisi, Jenis, Contoh hingga Penerapannya

Audit Adalah

Saat menjalankan bisnis, Anda akan menemukan berbagai istilah yang harus dipahami dengan baik. Audit adalah salah satunya. Istilah audit sendiri biasanya mengacu pada audit laporan keuangan. Hampir semua perusahaan menerima audit tahunan atas laporan keuangan mereka termasuk laporan laba rugi, neraca dan laporan arus kas.

Pemberi pinjaman juga biasanya akan meminta hasil audit eksternal setiap tahunnya sebagai bagian dari perjanjian piutang yang sudah dibuat. Untuk lebih memahami tentang apa itu audit, jenis dan cara pelaksanaannya, simak penjelasan berikut ini!

Definisi Audit

Secara umum, audit bisa didefinisikan sebagai pemeriksaan. Audit keuangan atau audit adalah pemeriksaan catatan keuangan sebuah entitas oleh pemeriksa pihak ketiga yang bersertifikat. Pemeriksaan dilakukan oleh pihak luar yang berkompeten ini diperlukan untuk memberikan kredibilitas pada laporan keuangan perusahaan. 

Apabila auditor (petugas audit) tidak menemukan adanya kesalahan dan masalah apapun, maka dia akan mengeluarkan pendapat auditor bersamaan dengan laporan keuangan bersertifikan untuk diterbitkan. Pemberi pinjaman, kreditur dan investor membutuhkan opini auditor sebagai bukti bahwa laporan keuangan tersebut dibuat dengan benar.

Auditor akan melakukan berbagai pengujian untuk memverifikasi kelengkapan catatan keuangan dan secara wajar mewakili hasil dan kondisi finansial perusahaan yang diaudit. Pengujian ini bisa mencakup pengujian pengendalian, pengujian transaksi, prosedur analitis dan pengujian saldo.

Audit keuangan paling sering dilakukan untuk laporan keuangan perusahaan. Tapi ada juga audit yang ditargetkan pada area yang lebih spesifik misalnya audit catatan pajak.

Jenis-jenis Audit

Dilansir dari Investopedia, secara umum ada 3 jenis audit yang dikenal dalam dunia bisnis. Audit tersebut adalah:

Audit Internal

Audit internal adalah proses audit yang dilakukan oleh auditor internal yang dipekerjakan langsung oleh organisasi atau perusahaan yang akan melakuka audit. Laporan audit yang dilakukan oleh auditor internal akan diserahkan langsung kepada manajemen dan dewan direksi.

Auditor konsultan, meski tidak dipekerjakan secara internal tetap menggunakan standar perusahaan yang mereka audit. Auditor konsultan dipekerjakan jika perusahaan tidak memiliki sumber daya internal untuk mengaudit bagian tertentu dari aktivitas operasional mereka sendiri.

Audit Eksternal

Berkebalikan dengan audit internal, audit eksternal dilakukan dengan tenaga auditor dari pihak luar. Audit yang dilakukan oleh pihak luar sangat penting untuk membantu menghilangkan bias dalam proses peninjauan keuangan perusahaan.

Audit keuangan eksternal ini berusaha mengidentifikasi apakah ada kesalahan dalam penyajian material keuangan. Pendapat auditor wajar tanpa pengecualian atau dianggap bersih sehingga dapat memberikan keyakinan kepada pihak yang menggunakan laporan keuangan bahwa laporan tersebut lengkap dan akurat.

Adanya audit eksternal memungkinkan stakeholder untuk membuat keputusan yang lebih bak dan lebih terinformasi terkait perusahaan yag menjalai proses audit.

Baca juga: General Ledger Adalah: Pengertian, Fungsi, dan Cara Membuatnya

Contoh Penerapan Audit 

Untuk lebih memahami bagaimana cara kerja dan proses audit dilakukan, simak beberapa contoh penerapannya berikut ini!

Laporan Kas Harian

Dalam tingkat yang paling dasar, audit melibatkan satu orang (sebagai auditor) yang memeriksa kesesuaian pekerjaan orang lain. Dalam sebuah bisnis misalnya, pasti ada satu karyawan yang bertugas menangani uang tunai. Pada situasi ini, dibutuhkan lapora kas harian.

Ketika seorang karyawan menjumlahkan semua pembayaran yang terkumpul pada hari itu (misalnya pembayaran debit, tunai dan cek) dia harus mencatat semuanya dalam laporan kas harian. Kemudian, karyawan lain akan bertindak sebagai auditor dan memeriksa apakah semua angka cocok dengan laporan.

Audit Tingkat Departemen

Pada organisasi besar seperti universitas, auditor internal biasanya dipekerjakan di kantor independen untuk memberikan laporan langsung pada manajemen. Auditor ini bisa saja melakukan berbagai jenis audit misalnya saja melakukan peninjauan kinerja departemen apakah sudah sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, termasuk melakukan kontrol akuntansi.

Sebagai bagian dari audit, auditor bisa meninjau transaksi keuangan dan catatan perjalanan departemen untuk memastikan bahwa biaya yang ditagihkan diserta dengan bukti yang memadai.

Sistem Pembelian

Sistem pembelian adalah contoh lain dari penerapan audit. Sebuah perusahaan besar membutuhkan seperangkat prosedur operasional atau pengendalian internal untuk memastikan bahwa bahan mentah dan barang jadi yang diperoleh oleh karyawannya mewakili penggunaan sumber daya keuangan yang terbaik termasuk memenuhi persyaratan efisiensi biaya.

Itulah berbagai informasi penting seputar audit yang perlu Anda ketahui. Karena audit adalah proses yang penting, pastikan perusahaan Anda melakukannya secara berkala.

Kembangkan Dana Sekaligus Berikan Kontribusi Untuk Ekonomi Nasional dengan Melakukan Pendanaan Untuk UKM Bersama Akseleran!

Bagi kamu yang igin membantu mengembangkan usaha kecil dan menengah di Indonesia, P2P Lending dari Akseleran adalah tempatnya. Akseleran menawarkan kesempatan pengembangan dana yang optimal dengan bunga rata-rata hingga 10,5% per tahun dan menggunakan proteksi asuransi 99% dari pokok pinjaman. Tentunya, semua itu dapat kamu mulai hanya dengan Rp100 ribu saja.

BLOG100

Yuk! Gunakan kode promo BLOG100 saat mendaftar untuk memulai pengembangan dana awalmu bersama Akseleran. Untuk pertanyaan lebih lanjut dapat menghubungi Customer Service Akseleran di (021) 5091-6006 atau email ke [email protected].

Istilah Fringe Benefit Adalah dan Penerapannya di Indonesia

Fringe Benefit Adalah

Menciptakan lingkungan kerja yang sehat bagi semua karyawan adalah kewajiban setiap perusahaan. Tidak hanya di Indonesia, hal yang sama juga berlaku di berbagai belahan dunia. Pasalnya, lingkungan kerja yang sehat akan menghasilkan karyawan yang bahagia dan sejahtera. Jika karyawan sejahtera, maka secara otomatis produktivitas kerjanya juga akan meningkat. Hal ini tentu akan menguntungkan bagi perusahaan.

Ada berbagai cara yang dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan kebahagiaan dan kesejahteraan karyawan. Fringe benefit adalah salah satunya. Simak pengertian dan implementasinya di Indonesia dalam paparan berikut ini!

Pengertian Fringe Benefit

Fringe benefit jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia artinya adalah tunjangan tambahan. Dilansir dari Investopedia, fringe benefit adalah kompensasi tambahan yang diterima oleh karyawan dari perusahaan tempatnya bekerja. Ada tunjangan yang secara universal diberikan kepada semua karyawan. Tapi ada juga perusahaan yang hanya menawarkannya kepada karyawan tingkat eksekutif.

Beberapa jenis fringe benefit diberikan sebagai bentuk kompensasi atas biaya yang berhubungan dengan pekerjaan mereka. Sebagian yang lain diarahkan untuk meningkatkan kepuasan kerja secara umum. Namun secara umum, perusahaan memanfaatkan fringe benefit untuk membantu mereka dalam proses perekrutan tenaga kerja baru, memberi motivasi serta mempertahankan karyawan dengan performa mumpuni agar tetap ada dalam perusahaan.

Penerapan Fringe Benefit di Indonesia

Saat ini, semakin banyak perusahaan yang memiliki awareness terhadap pentingnya memberikan fringe benefit kepada karyawan. Jika Anda pernah atau sedang bekerja di sebuah perusahaan, kemungkinan Anda sudah menerima salah satu dari sekian banyak jenis fringe benefit.

Ada dua jenis fringe benefit berdasarkan sifatnya yakni wajib dipenuhi dan tidak wajib dipenuhi. Simak uraiannya berikut ini!

Fringe Benefit yang Sifatnya Wajib

Beberapa jenis fringe benefit wajib disediakan oleh perusahaan karena ada dasar hukum yang mengaturnya. Apabila aturan tersebut dilanggar, maka perusahaan bisa terkena sanksi. Di Indonesia, aturan mengenai fringe benefit yang wajib ini tertuang dalam UU Cipta Kerja.

Adapun contoh fringe benefit yang wajib diterima oleh semua karyawan adalah jaminan sosial dalam bentuk kesehatan, jaminan kehilangan pekerjaan, jaminan hari tua, jaminan pensiun, jaminan kecelakaan kerja, serta jaminan kematian.

Selain jaminan sosial, karyawan juga berhak atas cuti. Cuti tahunan yang wajib diberikan oleh perusahaan adalah 12 hari kerja.

Fringe Benefit yang Sifatnya Tidak Wajib

Selain yang sifatnya wajib, ada juga fringe benefit yang tidak wajib. Artinya, implementasinya di lapangan tergantung pada kebijakan masing-masing perusahaan. Beberapa tunjangan yang termasuk kategori tidak wajib seperti uang makan, uang transportasi, paket liburan, asuransi, pelatihan dan pengembangan serta penghargaan atas prestasi yang diraih oleh karyawan (bonus).

Baca juga: Benefit Adalah: Pengertian, Bentuk, Jenis dan Faktor Penentunya

Manfaat Implementasi Fringe Benefit bagi Perusahaan dan Karyawan

Fringe benefit menawarkan sejumlah keuntungan baik bagi perusahaan maupun karyawan yang menerimanya. Apa saja?

  • Memotivasi karyawan. Ketika karyawan merasa termotivasi, mereka akan semakin produktif. Semakin banyak pekerjaan yang bisa diselesaikan dalam kerangka waktu yang lebih singkat akan menghemat biaya operasional perusahaan
  • Kesehatan dan keselamatan kerja karyawan terjamin
  • Meningkatkan citra perusahaan. Perusahaan yang memberikan banyak fringe benefit menunjukkan kepedulian yang tinggi terhadap karyawannya. Secara langsung ini akan meningkatkan citra perusahaan tidak hanya di mata karyawannya tapi juga di mata publik
  • Mengurangi turnover karyawan dan meningkatkan loyalitas karyawan yang bekerja
  • Memungkinkan perusahaan memperoleh keuntungan yang lebih besar. Fringe benefit yang diberikan dalam bentuk dukungan pendidikan dan pelatihan akan meningkatkan skill karyawan. Dengan keterampilan baru yang mereka peroleh, perusahaan bisa memperoleh penghasilan tambahan tanpa harus mempekerjakan orang baru.

Pada dasarnya, hampir semua perusahaan di Indonesia sudah menerapkan fringe benefit. Hanya saja kapasitas dan porsinya berbeda-beda pada setiap perusahaan. Jika Anda adalah pemilik bisnis, pastikan semua karyawan Anda memperoleh fringe benefit yang wajib. Menambahkan fringe benefit yang tidak wajib juga bisa membantu Anda memperoleh banyak keuntungan yang mungkin tidak pernah Anda pikirkan sebelumnya.

Kembangkan Dana Sekaligus Berikan Kontribusi Untuk Ekonomi Nasional dengan Melakukan Pendanaan Untuk UKM Bersama Akseleran!

Bagi kamu yang igin membantu mengembangkan usaha kecil dan menengah di Indonesia, P2P Lending dari Akseleran adalah tempatnya. Akseleran menawarkan kesempatan pengembangan dana yang optimal dengan bunga rata-rata hingga 10,5% per tahun dan menggunakan proteksi asuransi 99% dari pokok pinjaman. Tentunya, semua itu dapat kamu mulai hanya dengan Rp100 ribu saja.

BLOG100

Yuk! Gunakan kode promo BLOG100 saat mendaftar untuk memulai pengembangan dana awalmu bersama Akseleran. Untuk pertanyaan lebih lanjut dapat menghubungi Customer Service Akseleran di (021) 5091-6006 atau email ke [email protected].

Pengertian Evaluasi : Tujuan, Prinsip, Fungsi hingga Proses Penerapannya

Pengertian Evaluasi

Dalam proses perencanaan dan realisasi dari sebuah rencana. ada yang disebut dengan proses evaluasi. Manusia membutuhkan proses evaluasi untuk memperbaiki kekurangan dan menciptakan penyelesaian masalah. Adapun untuk pengertian evaluasi sendiri, berlaku di semua bidang. Proses evaluasi juga bervariasi tergantung dari kegiatan apa yang sudah dilakukan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, evaluasi  adalah penilaian, proses untuk menemukan nilai layanan informasi atau produk sesuai dengan kebutuhan konsumen atau pengguna, dan pengumpulan dan pengamatan dari berbagai macam bukti untuk mengukur dampak dan efektivitas dari suatu objek, program, atau proses berkaitan dengan spesifikasi dan persyaratan pengguna yang telah ditetapkan sebelumnya.

Ada juga beberapa pengertian evaluasi menurut para ahli.

Untuk mengetahui makna lebih lanjut dari evaluasi, ada pengertian dari beberapa ahli sebagai berikut.

Pengertian evaluasi menurut Abdul Basir (1996) merupakan proses pengumpulan data dengan berbagai metode deskriptif, informatif, dan bertahap menggunakan pelaksanaan sistematik. Tujuan dari proses ini adalah untuk menentukan kebijakan dalam usaha melakukan perbaikan.

Adapun pengertian evaluasi menurut Djemari Mardapi (2008) ialah proses untuk meningkatkan kualitas, produktivitas dan juga kinerja suatu lembaga menggunakan program tertentu.

Dengan pengertian dari evaluasi di atas, tujuan evaluasi akan bergantung pada konteks penggunaannya dalam lembaga, personal, maupun jenis dari program.

Tujuan Evaluasi

Berdasarkan pengertian dari evaluasi, tujuan dari evaluasi mengarah pada perbaikan dan peningkatan dari suatu hal yang sudah dijalani sebelumnya.

Meskipun kegiatan, program, atau kejadian bisa berbeda-beda, namun tujuan dari evaluasi pada intinya adalah sama. Sebagai tambahan, pengertian evaluasi juga bisa menjadi alat untuk membuktikan hipotesis awal dalam pelaksanaan suatu perencanaan.

Secara umum, tujuan program evaluasi adalah sebagai berikut:

  • Mendapatkan gambaran hasil dari program yang sudah Anda jalankan.
  • Menentukan awal mula program baru yang merupakan hasil dari evaluasi.
  • Menentukan kesesuaian program yang berjalan dengan yang akan berjalan.
  • Mengukur tingkat efektivitas suatu program.
  • Membantu menemukan kelebihan dan kekurangan suatu program.
  • Membuktikan keberhasilan suatu program perencanaan.
  • Mengarahkan potensi yang sesuai berdasarkan hasil evaluasi.
  • Mendapatkan kepuasaan, angka, dan apresiasi untuk kelebihan dari evaluasi.

Selain tujuan evaluasi di atas, ada juga tujuan berdasarkan konteks organisasinya:

  • Memberikan hasil dan gambaran dari suatu program dan menghasilkan perubahan yang mengarah pada hasil yang lebih baik.
  • Menentukan efektivitas sebuah metode penyuluhan dan bagaimana pengaruhnya pada objek penyuluhan.
  • Menghasilkan program baru sebagai hasil perbaikan program sebelumnya.

Dengan begitu, tujuan dari evaluasi tidak hanya sekadar untuk mengetahui mana yang kurang dan mana yang sudah berhasil. Hasil dari evaluasi juga menjadi patokan untuk program atau perbaikan selanjutnya.

Prinsip Evaluasi

Setelah mengetahui pengertian dan tujuan, dalam pelaksanaannya, evaluasi juga memiliki beberapa prinsip. Berikut beberapa prinsip evaluasi menurut Purwanto (2006).

Komprehensif

Prinsip dari sebuah penilaian harus bersifat komprehensif. Komprehensif berarti menyeluruh. Semua aspek dalam program perlu ikut dalam pengkajian.

Standar Pengukuran

Dalam evaluasi, pengukuran harus berdasarkan skala yang valid. Skala prinsip evaluasi bisa berdasarkan referensi norma umum (norm referenced) atau berdasarkan skala individu (criterion referenced). 

Umpan Balik

Sesuai dengan tujuannya, proses evaluasi harus menghasilkan umpan balik. Umpan balik merupakan tindakan lanjutan dari hasil evaluasi. Jika ada kekurangan dalam program, maka evaluasi memberikan ruang untuk mendapatkan perbaikan di program selanjutnya.

Adil dan Objektif

Sesuai dengan pengertian evaluasi, penilaian harus bersikap adil dan objektif. Terutama jika melibatkan beberapa pihak. Tidak ada tendensi pribadi maupun favoritisme dalam memberikan kritik, saran, maupun apresiasi.

Pendekatan yang adil dan objektif memberikan kesempatan perbaikan yang lebih efisien dan efektif.

Tersistem

Proses evaluasi harus memiliki sistem penilaian yang jelas. Selain itu, sistem mewadahi baik penilai maupun yang dinilai.

Hal ini berhubungan dengan prinsip evaluasi adil dan objektif, di mana hal ini bisa menjadi nyata jika sudah ada sistem penilaian yang jelas dan netral.

Ada beberapa unsur evaluasi yang perlu menjadi bagian dalam sebuah proses penilaian.

Baca juga: Memahami Fungsi Evaluasi dari Setiap Permasalahan yang Dihadapi

Unsur Evaluasi

Berikut beberapa unsur yang wajib ada pada proses evaluasi.

Unsur Evaluasi

Unsur ini wajib ada pada saat proses penilaian. Dalam memberikan penilaian, Anda wajib mengetahui dan mengamati proses yang berjalan pada apa yang sedang menjadi bahan evaluasi.

Unsur Prestasi

Unsur prestasi menunjukkan manfaat evaluasi dan penerapannya. Jika evaluasi menunjukkan prosesnya, maka prestasi menunjukkan hasilnya. Ada hal yang mendapatkan nilai bagus dan ada juga bagian yang memerlukan perbaikan.

Unsur Proses

Kedua unsur mengarah pada kegiatan setelah program terlaksana. Sedangkan unsur proses, ada saat program masih berlangsung. Unsur ini merujuk pada bagaimana berjalan dan kelancaran suatu program.

Ketiga unsur tersebut merupakan pendapat dari Pesaribu dan Simandiuntak (1980).

Pendapat sebelumnya mengenai bagian yang ada pada evaluasi juga datang dari Porter (1973) dengan poin singkat sebagai berikut.

  • Tujuan program yang spesifik
  • Cara untuk meraih tujuan program
  • Penilaian keadaan sebelum program
  • Evaluasi hasil setelah berjalannya program

Unsur-unsur tersebut perlu ada dalam proses berjalannya sebuah evaluasi. Evaluasi sendiri bisa bermacam-macam mulai dari ranah pendidikan hingga pekerjaan di korporasi.

Setelah mengetahui pengertian, tujuan, dan unsur dalam evaluasi, saatnya Anda mengetahui bagaimana proses tahapan evaluasi.

Tahapan Evaluasi

Beberapa tahapan evaluasi menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut.

Menentukan Tujuan Evaluasi

Evaluasi merupakan bentuk sebuah penilaian, namun tujuan dan hasil akhirnya bisa berbeda-beda. Oleh karena itu, pastikan sudah ada tujuan dari evaluasi itu sendiri.

Tujuan dari evaluasi bisa berupa grading atau penilaian, refleksi atau perbaikan, inovasi atau penciptaan hal baru maupun solusi yang belum ada sebelumnya.

Mengidentifikasi Masalah

Dalam proses evaluasi, akan ada refleksi di mana pihak-pihak yang terkait mulai menggali ke proses pelaksanaan program. Kemudian, ada proses di mana Anda dan tim mampu mengenal masalah apa saja yang timbul saat program terjadi.

Mengumpulkan Data

Untuk bisa mendapatkan hasil yang adil dan objek, Anda memerlukan pengumpulan data dari program atau kegiatan yang sudah berjalan sebelumnya. Pengumpulan data juga berguna untuk menghindari asumsi negatif dan prasangka dalam proses penentuan keputusan dan pemberian apresiasi.

Menggunakan Alat Evaluasi

Beberapa data tidak bisa melalui proses penerjemahan kasat mata. Ada yang memerlukan alat untuk bisa mengambil kesimpulan. Contoh alat ini bisa berupa alat penghitung, wawancara, dan angket dari anggota. Dengan menggunakan alat evaluasi, penilaian menjadi lebih akurat.

Merencanakan Program Lanjutan

Setelah melalui proses evaluasi, Anda dan tim juga memerlukan program lanjutan untuk memperbaiki kekurangan dalam program sebelumnya. Perencanaan program ini bisa membawa hasil lebih baik kedepannya.Itulah pengertian evaluasi, tujuan, prinsip, unsur, hingga proses pelaksanaannya. Dengan memahami intisari dari sebuah evaluasi, sebuah tim bisa menerapkan perbaikan pada program dan kegiatan yang ada secara berkelanjutan.

Kembangkan Dana Sekaligus Berikan Kontribusi Untuk Ekonomi Nasional dengan Melakukan Pendanaan Untuk UKM Bersama Akseleran!

Bagi kamu yang igin membantu mengembangkan usaha kecil dan menengah di Indonesia, P2P Lending dari Akseleran adalah tempatnya. Akseleran menawarkan kesempatan pengembangan dana yang optimal dengan bunga rata-rata hingga 10,5% per tahun dan menggunakan proteksi asuransi 99% dari pokok pinjaman. Tentunya, semua itu dapat kamu mulai hanya dengan Rp100 ribu saja.

BLOG100

Yuk! Gunakan kode promo BLOG100 saat mendaftar untuk memulai pengembangan dana awalmu bersama Akseleran. Untuk pertanyaan lebih lanjut dapat menghubungi Customer Service Akseleran di (021) 5091-6006 atau email ke [email protected].