Tag Archives: Prinsip

Pengertian Evaluasi : Tujuan, Prinsip, Fungsi hingga Proses Penerapannya

Pengertian Evaluasi

Dalam proses perencanaan dan realisasi dari sebuah rencana. ada yang disebut dengan proses evaluasi. Manusia membutuhkan proses evaluasi untuk memperbaiki kekurangan dan menciptakan penyelesaian masalah. Adapun untuk pengertian evaluasi sendiri, berlaku di semua bidang. Proses evaluasi juga bervariasi tergantung dari kegiatan apa yang sudah dilakukan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, evaluasi  adalah penilaian, proses untuk menemukan nilai layanan informasi atau produk sesuai dengan kebutuhan konsumen atau pengguna, dan pengumpulan dan pengamatan dari berbagai macam bukti untuk mengukur dampak dan efektivitas dari suatu objek, program, atau proses berkaitan dengan spesifikasi dan persyaratan pengguna yang telah ditetapkan sebelumnya.

Ada juga beberapa pengertian evaluasi menurut para ahli.

Untuk mengetahui makna lebih lanjut dari evaluasi, ada pengertian dari beberapa ahli sebagai berikut.

Pengertian evaluasi menurut Abdul Basir (1996) merupakan proses pengumpulan data dengan berbagai metode deskriptif, informatif, dan bertahap menggunakan pelaksanaan sistematik. Tujuan dari proses ini adalah untuk menentukan kebijakan dalam usaha melakukan perbaikan.

Adapun pengertian evaluasi menurut Djemari Mardapi (2008) ialah proses untuk meningkatkan kualitas, produktivitas dan juga kinerja suatu lembaga menggunakan program tertentu.

Dengan pengertian dari evaluasi di atas, tujuan evaluasi akan bergantung pada konteks penggunaannya dalam lembaga, personal, maupun jenis dari program.

Tujuan Evaluasi

Berdasarkan pengertian dari evaluasi, tujuan dari evaluasi mengarah pada perbaikan dan peningkatan dari suatu hal yang sudah dijalani sebelumnya.

Meskipun kegiatan, program, atau kejadian bisa berbeda-beda, namun tujuan dari evaluasi pada intinya adalah sama. Sebagai tambahan, pengertian evaluasi juga bisa menjadi alat untuk membuktikan hipotesis awal dalam pelaksanaan suatu perencanaan.

Secara umum, tujuan program evaluasi adalah sebagai berikut:

  • Mendapatkan gambaran hasil dari program yang sudah Anda jalankan.
  • Menentukan awal mula program baru yang merupakan hasil dari evaluasi.
  • Menentukan kesesuaian program yang berjalan dengan yang akan berjalan.
  • Mengukur tingkat efektivitas suatu program.
  • Membantu menemukan kelebihan dan kekurangan suatu program.
  • Membuktikan keberhasilan suatu program perencanaan.
  • Mengarahkan potensi yang sesuai berdasarkan hasil evaluasi.
  • Mendapatkan kepuasaan, angka, dan apresiasi untuk kelebihan dari evaluasi.

Selain tujuan evaluasi di atas, ada juga tujuan berdasarkan konteks organisasinya:

  • Memberikan hasil dan gambaran dari suatu program dan menghasilkan perubahan yang mengarah pada hasil yang lebih baik.
  • Menentukan efektivitas sebuah metode penyuluhan dan bagaimana pengaruhnya pada objek penyuluhan.
  • Menghasilkan program baru sebagai hasil perbaikan program sebelumnya.

Dengan begitu, tujuan dari evaluasi tidak hanya sekadar untuk mengetahui mana yang kurang dan mana yang sudah berhasil. Hasil dari evaluasi juga menjadi patokan untuk program atau perbaikan selanjutnya.

Prinsip Evaluasi

Setelah mengetahui pengertian dan tujuan, dalam pelaksanaannya, evaluasi juga memiliki beberapa prinsip. Berikut beberapa prinsip evaluasi menurut Purwanto (2006).

Komprehensif

Prinsip dari sebuah penilaian harus bersifat komprehensif. Komprehensif berarti menyeluruh. Semua aspek dalam program perlu ikut dalam pengkajian.

Standar Pengukuran

Dalam evaluasi, pengukuran harus berdasarkan skala yang valid. Skala prinsip evaluasi bisa berdasarkan referensi norma umum (norm referenced) atau berdasarkan skala individu (criterion referenced). 

Umpan Balik

Sesuai dengan tujuannya, proses evaluasi harus menghasilkan umpan balik. Umpan balik merupakan tindakan lanjutan dari hasil evaluasi. Jika ada kekurangan dalam program, maka evaluasi memberikan ruang untuk mendapatkan perbaikan di program selanjutnya.

Adil dan Objektif

Sesuai dengan pengertian evaluasi, penilaian harus bersikap adil dan objektif. Terutama jika melibatkan beberapa pihak. Tidak ada tendensi pribadi maupun favoritisme dalam memberikan kritik, saran, maupun apresiasi.

Pendekatan yang adil dan objektif memberikan kesempatan perbaikan yang lebih efisien dan efektif.

Tersistem

Proses evaluasi harus memiliki sistem penilaian yang jelas. Selain itu, sistem mewadahi baik penilai maupun yang dinilai.

Hal ini berhubungan dengan prinsip evaluasi adil dan objektif, di mana hal ini bisa menjadi nyata jika sudah ada sistem penilaian yang jelas dan netral.

Ada beberapa unsur evaluasi yang perlu menjadi bagian dalam sebuah proses penilaian.

Baca juga: Memahami Fungsi Evaluasi dari Setiap Permasalahan yang Dihadapi

Unsur Evaluasi

Berikut beberapa unsur yang wajib ada pada proses evaluasi.

Unsur Evaluasi

Unsur ini wajib ada pada saat proses penilaian. Dalam memberikan penilaian, Anda wajib mengetahui dan mengamati proses yang berjalan pada apa yang sedang menjadi bahan evaluasi.

Unsur Prestasi

Unsur prestasi menunjukkan manfaat evaluasi dan penerapannya. Jika evaluasi menunjukkan prosesnya, maka prestasi menunjukkan hasilnya. Ada hal yang mendapatkan nilai bagus dan ada juga bagian yang memerlukan perbaikan.

Unsur Proses

Kedua unsur mengarah pada kegiatan setelah program terlaksana. Sedangkan unsur proses, ada saat program masih berlangsung. Unsur ini merujuk pada bagaimana berjalan dan kelancaran suatu program.

Ketiga unsur tersebut merupakan pendapat dari Pesaribu dan Simandiuntak (1980).

Pendapat sebelumnya mengenai bagian yang ada pada evaluasi juga datang dari Porter (1973) dengan poin singkat sebagai berikut.

  • Tujuan program yang spesifik
  • Cara untuk meraih tujuan program
  • Penilaian keadaan sebelum program
  • Evaluasi hasil setelah berjalannya program

Unsur-unsur tersebut perlu ada dalam proses berjalannya sebuah evaluasi. Evaluasi sendiri bisa bermacam-macam mulai dari ranah pendidikan hingga pekerjaan di korporasi.

Setelah mengetahui pengertian, tujuan, dan unsur dalam evaluasi, saatnya Anda mengetahui bagaimana proses tahapan evaluasi.

Tahapan Evaluasi

Beberapa tahapan evaluasi menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut.

Menentukan Tujuan Evaluasi

Evaluasi merupakan bentuk sebuah penilaian, namun tujuan dan hasil akhirnya bisa berbeda-beda. Oleh karena itu, pastikan sudah ada tujuan dari evaluasi itu sendiri.

Tujuan dari evaluasi bisa berupa grading atau penilaian, refleksi atau perbaikan, inovasi atau penciptaan hal baru maupun solusi yang belum ada sebelumnya.

Mengidentifikasi Masalah

Dalam proses evaluasi, akan ada refleksi di mana pihak-pihak yang terkait mulai menggali ke proses pelaksanaan program. Kemudian, ada proses di mana Anda dan tim mampu mengenal masalah apa saja yang timbul saat program terjadi.

Mengumpulkan Data

Untuk bisa mendapatkan hasil yang adil dan objek, Anda memerlukan pengumpulan data dari program atau kegiatan yang sudah berjalan sebelumnya. Pengumpulan data juga berguna untuk menghindari asumsi negatif dan prasangka dalam proses penentuan keputusan dan pemberian apresiasi.

Menggunakan Alat Evaluasi

Beberapa data tidak bisa melalui proses penerjemahan kasat mata. Ada yang memerlukan alat untuk bisa mengambil kesimpulan. Contoh alat ini bisa berupa alat penghitung, wawancara, dan angket dari anggota. Dengan menggunakan alat evaluasi, penilaian menjadi lebih akurat.

Merencanakan Program Lanjutan

Setelah melalui proses evaluasi, Anda dan tim juga memerlukan program lanjutan untuk memperbaiki kekurangan dalam program sebelumnya. Perencanaan program ini bisa membawa hasil lebih baik kedepannya.Itulah pengertian evaluasi, tujuan, prinsip, unsur, hingga proses pelaksanaannya. Dengan memahami intisari dari sebuah evaluasi, sebuah tim bisa menerapkan perbaikan pada program dan kegiatan yang ada secara berkelanjutan.

Kembangkan Dana Sekaligus Berikan Kontribusi Untuk Ekonomi Nasional dengan Melakukan Pendanaan Untuk UKM Bersama Akseleran!

Bagi kamu yang igin membantu mengembangkan usaha kecil dan menengah di Indonesia, P2P Lending dari Akseleran adalah tempatnya. Akseleran menawarkan kesempatan pengembangan dana yang optimal dengan bunga rata-rata hingga 10,5% per tahun dan menggunakan proteksi asuransi 99% dari pokok pinjaman. Tentunya, semua itu dapat kamu mulai hanya dengan Rp100 ribu saja.

BLOG100

Yuk! Gunakan kode promo BLOG100 saat mendaftar untuk memulai pengembangan dana awalmu bersama Akseleran. Untuk pertanyaan lebih lanjut dapat menghubungi Customer Service Akseleran di (021) 5091-6006 atau email ke [email protected].

Agile Adalah : Pengertian, Prinsip dan Metode

Agile Adalah

Agile adalah  metode untuk mengembangkan  software  melalui beragam proses kecil secara berulang. Metode Agile ini makin banyak dipakai dan mulai populer karena dianggap membantu seorang developer dalam membuat software sesuai keperluan konsumen secara efisien. Agile juga dianggap lebih fleksibel  bisa diubah bahkan saat proses pembuatan software sedang berlangsung.

Agile pertama kali dipakai pada tahun 70-an oleh perusahaan Toyota untuk memproduksi mobil dengan sistem waterfall. Apa sebenarnya Agile development itu dan apakah tim developer Anda perlu memakainya?  Yuk, simak ulasan selengkapnya berikut ini.

Pengertian Agile

Apabila Anda berkecimpung dalam bidang IT,  istilah Agile tentunya sudah cukup familier. Metode yang mulai dikenal sejak tahun 2001 ini bertujuan memperbarui cara pengembangan waterfall yang dianggap masih tradisional.

  • Agile adalah sekelompok cara untuk mengembangkan perangkat lunak atau software secara iterasi (berulang) dan bertahap sesuai kebutuhan klien.
  • Pengambilan keputusan pada perubahan perangkat lunak ini sesuai kondisi di pasar dan dilakukan sebelum perangkat lunak selesai.
  • Setiap pengulangan pada Agile memiliki durasi yang berbeda sesuai proyek dan metode yang dipakai. Durasi umumnya berlangsung antara 1 – 4 minggu.
  • Pengembangan software akan berjalan lebih efisien dan fleksibel. Selain itu, perangkat lunak akan lebih up to date karena setiap iterasi sesuai kondisi pasar terkini.

Prinsip Agile

Terdapat 12 prinsip utama terkait pengembangan software memakai metode Agile ini.

  1. Agile mengutamakan kepuasan konsumen sebagai prioritasnya secara berkesinambungan saat memproduksi perangkat lunak dari awal.
  2. Agile terbuka pada semua perubahan di tengah proses pengembangan perangkat lunak hingga akhir.
  3. Perangkat lunak Agile teruji kualitasnya dalam waktu minimal 2 minggu hingga 2 bulan.
  4. Ada kerjasama yang baik antara pengembang dan pengusaha selama berlangsungnya proyek.
  5. Agile membutuhkan personal pendukung yang bermotivasi tinggi agar proyek bisa selesai dengan efisien dan efektif
  6. Agile membutuhkan komunikasi secara langsung saat proses pengembangan software.
  7. Ukuran kemajuan dari proyek Agile adalah menghasilkan perangkat lunak yang sempurna dan sukses. 
  8. Metode Agile mampu mengembangkan perangkat lunak secara berkesinambungan dengan dukungan semua pihak seperti pemakai, sponsor,dan developer.
  9. Metode Agile adalah metode yang mengutamakan keunggulan teknis saat mengembangkan perangkat lunak.
  10. Kesederhanaan  dianggap sangat penting bagi Agile dalam mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki.
  11. Manajemen  tim pengembang Agile sangat menentukan kebutuhan sisi arsitektur maupun perangkat lunak
  12. Masing-masing tim pengembang Agile melakukan refleksi agar dapat bekerja secara efektif dan memiliki pola kerja yang baik.

Baca juga: Software Akuntansi: Pengertian, Keuntungan dan Fiturnya

Metode agile

Agile development memakai 8 metode berbeda sebagai sebuah kerangka kerja sebagai berikut:

1. Scrum Methodology

Metode Agile ini fokus akan pengembangan perangkat lunak yang kompleks. Pengerjaan perangkat lunak Scrum terdiri dari beberapa sprints. Sprint Agile adalah beberapa proses kecil yang masing-masing memiliki fitur tertentu. 

2. Scaled Agile Framework (SAFe) 

Scaled Agile Framework (SAFe) hadir khusus untuk perusahaan besar  yang ingin memakai metode Agile. SAFe menjadi solusi karena adanya kerjasama antardivisi ketika melaksanakan proyek sehinggga lebih fleksibel adan efektif.

3. Lean Software Development (LSD)

Lean Software Development (LSD) merupakan metode Agile yang bertujuan untuk mengembangkan perangkat lunak memakai jumlah SDM yang minim. LSD dilakukan dengan meluncurkan produk dengan fitur terbatas atau Minimum Viable Product (MVP), sesuai kebutuhan konsumen.

4. Kanban

Kanban merupakan metode Agile  dengan proses yang dilakukan secara visual  sehingga aktivitas flow kerja lebih terpantau. Visual ini disebut Kanban Board berupa papan virtual yang memiliki tiga tahap To Do, in Progress, dan Done.

5. Extreme Programming (XP)

Extreme Programming (XP) merupakan metode Agile yang fokus terutama pada sisi teknis pengembangan sehingga hasil software berkualitas tinggi. Dengan demikian, potensi tim pengembang akan meningkat secara signifikan karena telah bekerja ekstra keras. 

6. Crystal Methodology

Crystal Methodology merupakan  metode Agile yang lebih fokus pada kondisi tim yang bekerja dibandingkan pada tool atau proses. Fokus pada komunikasi tim, interaksi, dokumentasi, dan feedback.  Dengan demikian, hasil pengembangan software yang dibuat dapat lebih maksimal.

7. Dynamic Systems Development Method (DSDM) 

Dynamic Systems Development Method (DSDM) merupakan metode Agile yang fokus pada keterlibatan seluruh anggota tim secara berkesinambungan untuk menghadirkan software yang bermanfaat secara nyata bagi dunia bisnis.

8. Feature Driven Development (FDD)

Feature Driven Development (FDD) merupakan metode Agile yang fokus menyelesaikan satu fitur. Mirip dengan Scrum, tetapi setiap iterasinya hanya berdurasi 2–20 hari. Dengan demikian, fitur FDD skalanya lebih spesifik untuk bisa selesai tepat waktu.

blog100

Kelebihan Agile

Agile adalah pendekatan pengembangan perangkat lunak yang semakin populer di kalangan tim pengembang di seluruh dunia. Berikut adalah beberapa manfaat Agile yang membuatnya menjadi pilihan yang menarik bagi banyak tim:

  1. Meningkatkan Kualitas Perangkat Lunak Dengan menggunakan metodologi Agile, Anda dapat dengan mudah mengakomodasi umpan balik dari pengguna atau konsumen pada setiap iterasi pengembangan. Baik itu untuk menambahkan fitur baru yang diinginkan atau memperbaiki bug yang ditemukan. Hal ini memungkinkan Anda untuk secara terus-menerus meningkatkan kualitas perangkat lunak Anda sesuai dengan harapan pengguna.
  2. Kepuasan Konsumen yang Lebih Tinggi Perangkat lunak berkualitas tinggi yang dikembangkan melalui pendekatan Agile akan meningkatkan kepuasan konsumen. Dengan menerima dan mengimplementasikan umpan balik pengguna, Anda dapat memberikan solusi yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan preferensi mereka. Hal ini membuat konsumen merasa dihargai dan puas dengan produk yang mereka gunakan.
  3. Fleksibilitas yang Tinggi Agile memberikan fleksibilitas yang tinggi dalam pengembangan perangkat lunak. Anda dapat dengan mudah menyesuaikan dan merespons perubahan yang dibutuhkan berdasarkan umpan balik konsumen. Setiap iterasi memberikan kesempatan untuk mengubah arah pengembangan dan menyesuaikan prioritas sesuai dengan kebutuhan yang berkembang.
  4. Pengembangan yang Cepat Pendekatan Agile berfokus pada pengembangan perangkat lunak yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Dengan tidak membuang waktu dan sumber daya pada fitur yang tidak diperlukan, Anda dapat menghasilkan perangkat lunak dengan cepat. Pendekatan ini membantu Anda menghemat waktu dan menghasilkan produk yang lebih efisien.
  5. Prediktabilitas dalam Pengembangan Metodologi Agile memiliki siklus pengembangan yang terstruktur dan berulang. Hal ini membuat pengembangan perangkat lunak lebih terprediksi dan dapat memperkirakan pengeluaran dengan lebih baik. Dengan pemahaman yang jelas tentang jadwal dan batas waktu, risiko bisnis dapat dikurangi.

Kekurangan Agile

Meskipun Agile memiliki banyak kelebihan, ada juga beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan:

  1. Kurangnya Visibilitas Produk Akhir Kurangnya perencanaan yang detail dalam Agile dapat menyebabkan ketidakjelasan tentang bentuk akhir perangkat lunak yang akan dikembangkan. Perubahan dan penambahan fitur yang terus-menerus dapat membuat kompleksitas yang meningkat. Hal ini dapat menyulitkan dalam menentukan visi akhir proyek dan mengikuti arah yang konsisten.
  2. Ketergantungan pada Komitmen Tim yang Tinggi Pendekatan Agile mewajibkan kolaborasi dan komunikasi yang intens antara anggota tim. Ini membutuhkan tingkat komitmen yang tinggi dari setiap individu dalam tim untuk memberikan umpan balik, mengimplementasikan perubahan, melakukan pengujian, dan lainnya. Diperlukan energi dan waktu yang signifikan untuk menjaga keterlibatan tim yang konsisten.
  3. Dokumentasi yang Terbatas Dalam Agile, dokumentasi sering kali dibuat secara singkat, yang dapat menghasilkan kurangnya detail dan kelengkapan. Hal ini dapat menyulitkan bagi anggota tim baru untuk memahami konteks dan sejarah proyek yang sedang berjalan. Keterbatasan dokumentasi juga dapat menyebabkan miskomunikasi dan memperlambat kemajuan proyek.

Nah, itulah penjelasan selengkapnya terkait pengertian prinsip, dan metode Agile. Bisa dipahami, bila metode Agile adalah metode yang akhirnya diminati oleh berbagai perusahaan besar.

Kembangkan Dana Sekaligus Berikan Kontribusi Untuk Ekonomi Nasional dengan Melakukan Pendanaan Untuk UKM Bersama Akseleran!

Bagi kamu yang ingin membantu mengembangkan usaha kecil dan menengah di Indonesia, P2P Lending dari Akseleran adalah tempatnya. Akseleran menawarkan kesempatan pengembangan dana yang optimal dengan bunga rata-rata 10,5% per tahun dan menggunakan proteksi asuransi 99% dari pokok pinjaman. Tentunya, semua itu dapat kamu mulai hanya dengan Rp100 ribu saja.

BLOG100

Yuk! Gunakan kode promo BLOG100 saat mendaftar untuk memulai pengembangan dana awalmu bersama Akseleran. Untuk pertanyaan lebih lanjut dapat menghubungi Customer Service Akseleran di (021) 5091-6006 atau email ke [email protected].