Tag Archives: Risiko

Risiko Usaha Adalah: Definisi Hingga Cara Mengelolanya

Risiko Usaha Adalah

Risiko usaha adalah hal yang sangat mungkin terjadi dalam sebuah bisnis usaha. Hal yang kadang tidak terpikirkan, kurang ada antisipasi bisa terjadi sebagai bentuk tantangan pengelolaan bisnis.

Maka sebelum Anda mengelola sebuah bisnis usaha lebih jauh, ada baiknya mengetahui, memikirkan, dan merancang strategi untuk menghadapi kemungkinan risiko yang akan terjadi pada usaha Anda. 

Setiap bisnis pastinya memiliki risiko yang berbeda, tetapi secara umum akan ada tantangan risiko yang perlu Anda ketahui dan antisipasi.

Apa itu Risiko Usaha?

Risiko usaha adalah kemungkinan hambatan, kegagalan, kerugian, dan bahaya yang akan terjadi pada usaha bisnis. Kemungkinan yang terduga maupun tak terduga dan mengancam kelangsungan bisnis usaha.

Risiko tersebut dapat terjadi dari berbagai faktor. Contoh risiko yang paling sederhana dan sedang menjadi masalah pengusaha pada umumnya untuk saat ini adalah disrupsi teknologi yang juga menyentuh bisnis usaha. Peralihan teknologi digital menyebabkan banyak usaha-usaha yang kolap karena tidak siap dengan risiko tersebut.

Abbas Salim dalam bukunya berjudul Manajemen Risiko menyebutkan ada beberapa faktor yang bisa memicu terjadinya sebuah risiko usaha, yakni:

Risiko Alam

Faktor risiko alam yang benar-benar tidak terduga. Namun, seiring dengan mitigasi bencana yang lebih di sebuah tempat, risiko ini sebenarnya bisa diminimalisir baik dengan strategi maupun teknologi.

Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi yang terjadi tanpa prediksi. Sebagai contoh terjadinya Covid-19 di seluruh dunia tanpa ada yang bisa memperkirakan sebelumnya menyebabkan dampak risiko yang serius pada berbagai segmen usaha bisnis.

Faktor Perilaku Manusia

Faktor perilaku manusia sebagai SDM yang mengelola bisnis bisa saja tidak profesional, melakukan kesalahan dan sebagainya. Hal ini juga jadi faktor yang menyebabkan risiko usaha bisnis.

Dalam rangka mengantisipasi terjadinya berbagai risiko dalam usaha bisnis, manajemen risiko adalah hal yang penting Anda lakukan dalam mengelola bisnis usaha.

Jenis Kerugian pada Risiko Usaha

Sebuah risiko yang terjadi dapat menyebabkan  jenis kerugian yang mungkin terjadi. Berdasarkan klasifikasinya, ada dua jenis risiko yang mungkin terjadi pada usaha bisnis Anda, yakni:

1. Risiko Spekulatif

Risiko spekulatif merupakan jenis risiko yang dapat menimbulkan kerugian, atau tidak menyebabkan kerugian, atau bahkan bisa mendatangkan keuntungan. Jenis risiko seperti ini contohnya pembelian saham, kelebihan produksi, dan risiko moneter yang terjadi.

Sebagai contoh misalnya perusahaan Anda melakukan pembelian saham. Risiko spekulatifnya bisa saja terjadi kerugian dengan pembelian saham tersebut. Penyebabnya misalnya perusahaan yang Anda beli sahamnya tersebut mengalami kerugian. Akibatnya bisnis usaha Anda pun jadi bermasalah.

2. Risiko Murni

Risiko murni ini merupakan jenis kerugian yang sifatnya sudah jelas. Jelas rugi atau jelas tidak rugi. Contohnya bencana alam, kebakaran, dan lainnya yang memang secara nyata dampak risikonya bisa terlihat dengan jelas tanpa adanya spekulasi.

Dalam hal ini, apakah risiko bersifat spekulatif atau murni, keduanya tetap membutuhkan mitigasi risiko. Mitigasi risiko adalah tindakan yang terencana dalam upaya menanggulangi atau mencegah risiko yang mungkin terjadi.

Macam-Macam Risiko Usaha

Jika Anda mengelola bisnis usaha, paling tidak ada beberapa jenis risiko usaha yang perlu Anda antisipasi. Sekecil apapun usaha bisnis Anda, mulailah visioner melihat kemungkinan risiko yang akan terjadi tersebut. Apa saja risikonya?

1. Risiko Finansial

Risiko yang paling pertama perlu Anda antisipasi adalah finansial. Keuangan adalah kehidupan dari bisnis Anda. Ke depan kondisi ekonomi bisa terjadi tanpa terduga. Inflasi yang semakin tinggi menyebabkan penjualan menurun. Keuangan perusahaan pun menjadi sulit.

Anda harus sudah punya rencana jika suatu waktu misalnya terjadi risiko finansial pada perusahaan atau bisnis Anda. Melakukan PHK bukan satu-satunya solusi. Anda bisa mencari alternatif lain untuk menjaga usaha Anda terus berlangsung.

Jika Anda membutuhkan pinjaman dana untuk menyelamatkan bisnis Anda, Akseleran menyediakan dana pinjaman dengan bunga yang kompetitif, cara yang mudah, dan pencairan yang cepat.

2. Risiko Teknologi

Teknologi juga menjadi faktor risiko. Apakah teknologi yang sudah tidak layak, kurang menguasai teknologi, kerusakan teknologi, dan lainnya menjadi hal-hal risiko yang perlu Anda antisipasi. Manajemen risiko dalam hal ini sangat jadi kebutuhan, terlebih lagi perkembangan teknologi dewasa ini yang begitu cepat.

Baca juga: Fintech adalah: Pengertian, Jenis, dan Dasar Hukumnya

3. Risiko Produksi

Kegagalan produksi mungkin saja terjadi karena berbagai faktor. Apakah kegagalan faktor manusia, alat, bahan, atau bahkan kondisi alam yang menyebabkan terjadinya risiko. Buat langkah antisipasi yang tepat untuk kemungkinan risiko produksi.

4. Risiko Pemasaran

Risiko pemasaran mungkin saja akan terjadi akibat berbagai faktor. Permasalahan pemasaran ini membutuhkan strategi riset pasar yang kuat, kebijakan yang inovatif, dan langkah-langkah antisipasi jika produk atau jasa memiliki kompetitor baru sehingga pemasaran perusahaan Anda terhambat.

5. Regulasi Pemerintah

Sebelum memulai bisnis usaha, pastikan juga bentuk usaha dan produk yang Anda kelola aman dari risiko regulasi pemerintah.

Misalnya Anda membuka usaha bisnis alkohol, ini tentu akan berisiko dengan aturan-aturan pemerintah yang menentang bisnis usaha tersebut. Atau misalnya aturan yang tidak Anda prediksi sebelumnya.

Contohnya, Anda mengelola bisnis usaha berbasis plastik, sedangkan pemerintah menetapkan aturan pelarangan penggunaan plastik. Hal seperti ini harus Anda antisipasi sebelumnya.

6. Risiko Permintaan Pasar

Risiko pasar adalah hal yang juga penting Anda antisipasi. Permintaan pasar mungkin akan berubah sesuai dengan kebutuhannya. Jika Anda tidak mengantisipasi dan membiarkannya, maka usaha Anda akan terus mengalami penurunan omset. Lakukan inovasi untuk menjawab bagaimana permintaan pasar.

Cara Menghadapi Risiko Usaha

Bagaimana Anda bisa mencegah  atau mengatasi terjadinya risiko usaha? Berikut ini beberapa langkah-langkah yang bisa Anda lakukan:

1. Rencanakan Bisnis dengan Matang

Sebelum memulai bisnis maka Anda perlu membuat rencana yang matang, mengenal seutuhnya bagaimana bisnis yang akan Anda jalani tersebut. Adanya rencana dan pemahaman yang baik pada bisnis akan membantu Anda membuat strategi mencegah risiko usaha.

2. Manajemen Risiko

Petakan semua kemungkinan risiko yang akan terjadi. Identifikasi risiko adalah cara Anda memulainya. Selanjutnya buat strategi untuk mengatasi jika kemungkinan risiko itu terjadi pada bisnis Anda.

3. Jalankan Rencana Bisnis dengan Baik

Jika Anda sudah punya konsep bisnis yang baik, maka jalankan pula dengan baik. Cara ini sebenarnya juga jadi langkah Anda untuk mencegah terjadinya risiko. Risiko bisa terjadi tiba-tiba karena bisnis yang Anda jalankan pelaksanaannya tidak baik.

4. Konsisten Terhadap Manajemen Risiko yang Sudah Anda Buat

Langkah terakhir tentu saja melakukan strategi yang sudah Anda rancang. Jika tidak berhasil, lakukan meeting untuk membuat strategi baru. Jangan menyerah. Anda bisa mencari bantuan strategi yang mendukung misalnya dengan teknologi atau bantuan pihak ketiga.

Salah satu masalah yang paling sering terjadi pada pebisnis adalah soal finansial. Oleh karena itu kuatkan finansial bisnis untuk mencegah berbagai risiko usaha. Akseleran  adalah solusi untuk Anda memperkuat keuangan bisnis secara smart dan bersahabat.

Setelah semua hal Anda lakukan, terakhir lakukanlah evaluasi. Nah, di sinilah Anda akan menilai seberapa efektif manajemen risiko yang sudah Anda rancang, bagaimana pelaksanaannya, apa kekurangan dan kelebihannya.

Walaupun Anda gagal, jangan putus asa. Risiko usaha adalah bagian dari tantangan bisnis. Bangkit lagi, temukan strategi baru dan percayalah Anda akan sukses pada masanya.

Kembangkan Dana Sekaligus Berikan Kontribusi Untuk Ekonomi Nasional dengan Melakukan Pendanaan Untuk UKM Bersama Akseleran!

Bagi kamu yang igin membantu mengembangkan usaha kecil dan menengah di Indonesia, P2P Lending dari Akseleran adalah tempatnya. Akseleran menawarkan kesempatan pengembangan dana yang optimal dengan bunga rata-rata hingga 10,5% per tahun dan menggunakan proteksi asuransi 99% dari pokok pinjaman. Tentunya, semua itu dapat kamu mulai hanya dengan Rp100 ribu saja.

BLOG100

Yuk! Gunakan kode promo BLOG100 saat mendaftar untuk memulai pengembangan dana awalmu bersama Akseleran. Untuk pertanyaan lebih lanjut dapat menghubungi Customer Service Akseleran di (021) 5091-6006 atau email ke [email protected].

Bagaimana Cara Mengelola Risiko Investasi? Ini Tipsnya!

Cara Mengelola Risiko Investasi

Berinvestasi itu cara terbaik untuk membangun kekayaan. Itulah yang dicontohkan orang-orang kaya di dunia. Investopedia merilis bahwa 6 orang terkaya di dunia itu dari berinvestasi. Satu hal yang tersembunyi dari investasi, yaitu risiko. Untuk bisa kaya seperti mereka, Anda perlu belajar bagaimana cara mengelola risiko investasi yang tepat.

Segala bentuk investasi itu punya potensi risiko, namun risiko itu dapat ditekan sesuai dengan jenis investasinya. Potensi risiko itu meliputi; risiko sistematis dan risiko non sistematis. Keduanya tetap dapat diminimalisasi dengan tepat.

Tulisan ini berisi:

  • Definisi resiko investasi
  • Jenis-jenis risiko investasi
  • Cara meminimalisir risiko investasi
  • Strategi jitu untuk menjaga Keamanan Investasi

 Simak sampai tuntas.

Apa itu Risiko Investasi?

Risiko investasi adalah potensi kerugian yang bisa dialami seorang investor dalam aktivitas investasinya. Bisa saja hasil atau keuntungan investasi tidak sesuai ekspektasi karena banyak faktor.

Secara prinsip, hasil dan risiko investasi itu berbanding lurus, yaitu semakin besar nilai investasi, besar pula return yang akan diterima. Namun, ada kalanya berlaku sebaliknya.  Potensi keuntungannya kecil, maka nilai risikonya juga kecil.

Jenis-Jenis Risiko Investasi

Dalam bidang investasi terdapat 2 profil risiko investasi yang bisa terjadi, yaitu:

1. Risiko Sistematis/Systemic Risk

Risiko sistematis adalah jenis risiko investasi yang terpengaruh oleh pasar atau segmen pasarnya.  Jenis risiko ini termasuk contoh risiko investasi karena pengaruh dari luar yang tak dapat dikendalikan.

Risiko sistematis itu terdiri dari:

Risiko pasar yaitu risiko yang terjadi sebab penurunan nilai investasi karena perubahan sentimen pasar uang. Jenis risiko ini berpotensi dialami oleh hampir semua investor. 

Berubahnya tren saham berpengaruh pada investasi. Perubahan ini menjadi sebab terjadinya fluktuasi nilai aktiva bersih (NAB) dan portofolio investasi. Semisal, reksadana.

Contoh,  laporan finansial perusahaan yang hasil akhirnya menunjukkan angka buruk ketika rilis ke publik, maka mau tidak mau mempengaruhi nilai saham perusahaan itu. Risiko investasi saham itu terbilang tinggi bila dibanding risiko reksadana.

  • Risiko Nilai Tukar Mata Uang

Risiko nilai tukar mata uang yaitu risiko yang terjadi karena perubahan nilai tukar mata uang suatu negara. Nilai tukar mata uang negara itu bisa fluktuatif karena pengaruh nilai tukar mata uang negara lain.

Contoh, nilai tukar mata uang rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat, maka bila pemerintah mengeluarkan banyak rupiah untuk membeli dolar, maka rupiah pasti melemah.

Risiko suku bunga yaitu, munculnya risiko saat terjadi suku bunga yang fluktuatif. Jenis investasi yang terpengaruh karena suku bunga adalah investasi pendapatan tetap. Contoh, suku bunga acuan (BI Rate) yang meningkat drastis pada periode tertentu.

Risiko itu muncul karena terjadi konflik sebuah negara. Konflik suatu negara itu bisa berpengaruh pada nilai investasi negara lain. Bukan hanya konflik, peraturan, politik, perundang-undangan juga mempengaruhi nilai investasi negara lain.

Contoh, Pemerintah membuat kebijakan, yaitu menaikkan suku bunga. Kebijakan ini memperkuat IHSG pada kuartal 4 tahun 2022.

2, Risiko Tidak Sistematis/Unsystemic Risk

Yaitu risiko yang muncul bukan karena pengaruh pasar atau segmen pasarnya. Jenis risiko ini dikenal dengan risiko perusahaan. Risiko jenis ini termasuk risiko yang dapat dikendalikan atau risiko yang terukur. Namun, risiko jenis ini tak begitu berdampak pada lembaga secara cepat.

Risiko tidak sistematis itu terdiri dari:

Risiko likuiditas yaitu risiko yang terjadi saat perusahaan tak mampu menyiapkan uang tunai untuk membayar kewajibannya. Akibat dari risiko ini, investor tak dapat menarik dana dari investasinya.

Risiko reinvestasi yaitu risiko karena seorang investor memindah portofolio investasinya ke tempat lain.  Akibatnya, nilai cash investasi menurun drastis.

Baca juga: 6 Strategi Mengukur Risiko Investasi

Cara Meminimalisir Risiko Investasi

Potensi risiko sering membuat Anda takut berinvestasi, namun Anda harus tetap optimis karena risiko bisa diatasi. Cara meminimalisir risiko investasi, antara lain:

  • Tetapkan Tujuan Dalam Berinvestasi

Tujuan utama berinvestasi itu untuk memperoleh return yang tinggi. Sehingga Anda berpotensi semakin kaya dari investasi. Namun, sebelum berinvestasi pastikan Anda menetapkan jangka waktu investasi yang Anda inginkan sesuai dengan potensi risikonya. 

Misalnya, Anda memutuskan berinvestasi jangka pendek, maka reksadana bisa jadi pilihannya. Berinvestasi pada reksadana itu aman bagi pemula.

  • Lakukan Diversifikasi Investasi

Salah satu cara mengelola risiko investasi itu dengan diversifikasi investasi. Semakin besar modal yang Anda investasikan, semakin besar pula potensi return yang akan Anda terima, namun Anda harus cerdas dalam berinvestasi.

Jangan meletakkan semua investasi Anda di satu tempat. Letakkan investasi Anda pada portofolio yang berbeda. Tentu saja, portofolio yang aman dan menjanjikan.

  • Gunakan Instrumen Investasi yang Sesuai

Untuk menghasilkan return yang tepat, maka Anda perlu berinvestasi pada instrumen yang sesuai dengan tujuan Anda berinvestasi. Bagi pemula, sebaiknya Anda berinvestasi pada portofolio yang terbilang aman, seperti reksadana, deposito, P2P lending dan emas.

Namun, bila ingin hasil maksimal, Anda bisa berinvestasi pada obligasi dan saham.

  • Lakukan Pengawasan Investasi

Berinvestasi itu bukan menaruh uang kemudian membiarkannya begitu saja. Namun, berinvestasi itu menggunakan uang sebagai daya ungkit (leverage) untuk menarik return yang tinggi. Maka kata kuncinya adalah melakukan pengawasan.

Arti dari pengawasan adalah memegang penuh kendali atas investasi yang Anda lakukan.  Lakukan monitor secara berkala atas pergerakan nilai investasi Anda.  Memahami naik turunnya trend investasi akan mampu meminimalisir risiko investasi itu.

  • Belajar dan Mendalami Ilmu Investasi

Berinvestasi itu ilmu menjadi orang kaya. Sediakan waktu terbaik untuk mempelajari investasi  agar investasi Anda berkembang dan menghasilkan return maksimal.

  • Hindari Sikap Panik Saat Menghadapi Risiko Investasi

Berinvestasi itu berpeluang menghasilkan return dan risiko. Maka saat terjadi potensi risiko,  Anda harus bersikap tenang. Kepanikan hanya akan membuat Anda semakin terpuruk dan mengambil keputusan yang kurang tepat. Keputusan yang salah berujung pada kerugian investasi yang lebih dalam lagi.

Strategi untuk Menjaga Keamanan Investasi

Berinvestasi itu ujungnya untuk meraih keuntungan. Di samping keuntungan, ada juga potensi risikonya. Berikut tips menekan potensi terjadinya risiko dari investasi, yaitu:

  • Temukan Portofolio Investasi yang Stabil

Anda sudah melakukan diversifikasi investasi, maka Anda tahu investasi mana yang memberikan return terbaik, itulah portofolio yang perlu Anda perkuat agar menghasilkan keuntungan maksimal.

  • Update Berita Perkembangan Pasar Keuangan

Anda bisa menajamkan insting investasi dengan update berita terkini. Perkembangan investasi sangat cepat. Berita digital menyajikan laporan perkembangan portofolio keuangan setiap detiknya. Jadi, Anda bisa mempelajari perkembangan pasar uang dari informasi digital.

Tulisan ini menjadi jawaban bagaimana cara mengelola risiko investasi dan mengubah investasi jadi ladang penghasil cuan untuk membangun kekayaan. Menerapkan strategi ini dengan tepat akan memudahkan Anda meraih return maksimal dan stabil dari investasi.  Pada akhirnya, menjadi kaya itu bukan sesuatu yang mustahil tetapi hanya menunggu waktu saja. Menetapkan goal yang tepat, melakukan diversifikasi, melakukan pengawasan dan belajar dari yang terbaik dalam bidang investasi akan mengantarkan Anda jadi ahli investasi dan kaya.

Kembangkan Dana Sekaligus Berikan Kontribusi Untuk Ekonomi Nasional dengan Melakukan Pendanaan Untuk UKM Bersama Akseleran!

Bagi kamu yang igin membantu mengembangkan usaha kecil dan menengah di Indonesia, P2P Lending dari Akseleran adalah tempatnya. Akseleran menawarkan kesempatan pengembangan dana yang optimal dengan bunga rata-rata hingga 10,5% per tahun dan menggunakan proteksi asuransi 99% dari pokok pinjaman. Tentunya, semua itu dapat kamu mulai hanya dengan Rp100 ribu saja.

BLOG100

Yuk! Gunakan kode promo BLOG100 saat mendaftar untuk memulai pengembangan dana awalmu bersama Akseleran. Untuk pertanyaan lebih lanjut dapat menghubungi Customer Service Akseleran di (021) 5091-6006 atau email ke [email protected].

Pilihan Investasi dengan Risiko Rendah dan Terukur!

Pilihan investasi dengan risiko rendah

Investasi dengan resiko rendah merupakan suatu kegiatan penanaman modal dengan harapan mendapatkan keuntungan di waktu mendatang. Meski begitu, investasi memiliki risiko yang dapat dikategorikan menjadi risiko rendah, sedang dan risiko tinggi. 

Selain berbeda-beda dalam risiko, investasi juga memiliki banyak sekali instrumen yang bisa dipilih. 

Banyaknya jenis instrumen menjadi tantangan tersendiri terlebih bagi pemula. Investasi selalu berbanding lurus dengan risiko yang ada. Investasi berbanding lurus dengan return atau keuntungan yang akan diperoleh. 

Semakin tinggi risiko yang Anda pilih, maka semakin tinggi pula potensi return yang akan Anda dapatkan. Ini sejalan dengan istilah dalam investasi yakni ‘high risk, high return’.

Namun bukan berarti pilihan investasi tidak akan menguntungkan. Investasi dengan risiko rendah justru akan cocok dengan Anda yang ingin mengambil timbal balik dalam jangka waktu yang lama.

Bingung menentukan instrumen investasi yang tepat? Anda tidak perlu khawatir, ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk memilih investasi yang aman dan terukur. Berikut cara memilih  investasi yang aman dan terukur:

Cara Memilih Investasi yang Aman dan Terukur

Ada beberapa hal yang bisa Anda terapkan sebagai cara memilih investasi yang aman dan terukur, diantaranya yakni:

1. Periksa Profil Risiko Anda

Dalam dunia investasi, pastinya seorang investor tidak asing dengan profil risiko.  Profil risiko merupakan indikator yang digunakan untuk mengetahui tingkat toleransi seseorang untuk dapat mentolerir sebuah risiko dalam berinvestasi. Salah satunya yakni potensi mengalami kerugian. 

Ada beberapa cara yang digunakan untuk cek profil risiko investasi, yaitu dengan mempertimbangkan faktor pendukung yang menjadi karakteristik setiap tingkatan:

Pada umumnya, seorang investor muda cenderung mempunyai profil risiko yang berbeda dengan investor yang telah memasuki usia pensiun yang cenderung mempunyai profil risiko kecil dan juga stabil.

Seorang investor yang memiliki penghasilan tak tentu memiliki profil risiko yang relatif rendah untuk para investor yang memiliki gaji tetap.

Seringkali investor pemula atau investor muda cenderung memiliki profil risiko besar dibandingkan dengan investor yang telah berkeluarga. Hal ini terjadi lantaran investor yang telah berkeluarga akan memiliki tanggungan lainnya.

Pengetahuan menjadi salah satu unsur terpenting dalam profil risiko investasi. Semakin banyak jenis investasi yang diketahui, maka akan semakin banyak juga cara untuk menghadapi risiko yang terjadi dikemudian hari.

2. Pilih Instrumen Investasi dengan Risiko Rendah

Cara yang kedua adalah dengan memilih instrumen investasi dengan risiko yang rendah. Instrumen investasi dengan risiko yang rendah cenderung lebih aman sehingga investasi yang dilakukan lebih aman dan terukur. Investasi dengan risiko rendah juga sangat cocok bagi para investor pemula. 

3. Pelajari Instrumen Investasi

Banyaknya jenis instrumen pilihan investasi dengan risiko rendah membuat investor pemula harus benar-benar mempelajari instrumen investasi. 

Langkah pertama, Anda bisa membuat tujuan dan perencanaan investasi secara jelas. Jika Anda telah memiliki tujuan dan perencanaan, kemudian pilih instrumen yang paling cocok dengan tujuan Anda.

Anda juga harus memilih produk sesuai dengan kebutuhan Anda. Kemudian perhatikan aspek legalitas pada instrumen investasi yang telah Anda pilih.

4. Pertimbangkan Diversifikasi Portofolio Investasi

Setelah Anda menentukan pilihan investasi dengan risiko rendah, maka Anda juga perlu mempertimbangkan diversifikasi portofolio investasi. 

Salah satu pertimbangan dalam penentuan diversifikasi portofolio investasi adalah menyesuaikannya dengan profil risiko. Sesuaikan investasi yang Anda pilih dengan profil risiko Anda. 

5. Patuhi Rencana Investasi Jangka Panjang

Kemudian yang terakhir adalah patuhi rencana investasi jangka panjang. Anda telah menentukan tujuan dan perencanaan investasi Anda, untuk selanjutnya Anda harus mematuhi rencana investasi jangka panjang.

Pasalnya, bentuk investasi dalam instrumen apapun akan memerlukan strategi. Jika Anda berinvestasi tanpa tujuan dan perencanaan yang matang, tentunya akan berdampak bagi investasi Anda kedepannya.

blog100

Pilihan Investasi Risiko Rendah

Ada beberapa instrumen investasi risiko rendah:

Investasi deposito adalah salah satu instrumen yang paling awam diketahui oleh masyarakat. Investasi ini merupakan instrumen investasi rendah dari perbankan. Untuk risikonya sendiri biasanya adalah penurunan suku bunga akibat kebijakan Bank Indonesia.

Deposito bisa dikatakan sebagai jenis investasi paling aman sebab uang yang disimpan dalam deposito sudah dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Instrumen selanjutnya adalah logam mulia. Investasi jenis ini merupakan instrumen favorit semua kalangan dan lintas generasi. Selain dianggap memiliki risiko rendah, logam mulia merupakan instrumen paling aman dan cenderung stabil dan naik. 

Investasi emas merupakan investasi safe haven, yakni kebal terhadap krisis dan inflasi. Meski begitu logam mulia tetap saja memiliki risiko yakni penurunan harga meskipun tidak sejatuh saham dan instrumen lainnya.

Obligasi menjadi instrumen investasi risiko rendah selanjutnya. Terlebih obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah. Instrumen jenis ini merupakan surat utang jangka panjang maupun jangka menengah yang dapat diperjualbelikan. Investasi ini dinilai aman lantaran cenderung stabil.

Obligasi adalah investasi berupa surat utang atau bukti transaksi pinjaman oleh pihak yang menerbitkan obligasi dan pendana. Obligasi sendiri diterbitkan oleh Korporasi ataupun pemerintah. 

Investasi obligasi cocok untuk investor pemula. Risikonya juga tergolong rendah. Bagi Anda yang tertarik dengan investasi ini Anda harus mempelajarinya lebih lanjut agar ada keuntungan dan terhindar dari risiko kerugian.

Baca juga: Obligasi Pemerintah, Salah Satu Pilihan Investasi Aman!

Peer to peer lending adalah investasi dengan sistem crowdfunding. Dalam hal ini, investor (lender) dapat memberikan pinjaman dalam mata uang rupiah pada debitur (borrower), dengan return yang tinggi.

Investasi P2P Lending merupakan investasi pada perusahaan pinjaman online. Agar Anda mendapatkan keuntungan dengan risiko minim, pilih platform P2P yang telah berizin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Instrumen selanjutnya adalah reksadana. Investasi bisa menjadi pilihan yang tepat karena memiliki risikonya rendah. Modal yang dibutuhkan pun juga lebih kecil, bahkan bisa mulai Rp10.000 saja Anda dapat memulai berinvestasi. 

Reksadana memiliki jenis-jenis yang berbeda, diantaranya yakni reksadana saham dan obligasi. Selain itu, ada juga reksadana pasar uang. 

Keuntungan memilih reksadana adalah investasi dikelola oleh manajer investasi, sehingga Anda tak perlu khawatir.

Itulah pembahasan mengenai memilih investasi yang aman dan terukur dengan pilihan investasi risiko rendah. Setiap instrumen investasi pada dasarnya tetap saja memiliki risiko, namun bagi Anda investor pemula jangan ragu untuk memulai investasi. Buat tujuan dan perencanaan investasi Anda dan pilih instrumen yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

Jangan lupa pelajari profil risiko investasi dan jenis-jenis instrumen investasi. Hal ini bertujuan agar Anda semakin bijak memilih instrumen yang tepat untuk Anda. Mulailah berinvestasi dan teruslah belajar dan jangan mudah berputus asa.

Kembangkan Dana Sekaligus Berikan Kontribusi Untuk Ekonomi Nasional dengan Melakukan Pendanaan Untuk UKM Bersama Akseleran!

Bagi kamu yang igin membantu mengembangkan usaha kecil dan menengah di Indonesia, P2P Lending dari Akseleran adalah tempatnya. Akseleran menawarkan kesempatan pengembangan dana yang optimal dengan bunga rata-rata hingga 10,5% per tahun dan menggunakan proteksi asuransi 99% dari pokok pinjaman. Tentunya, semua itu dapat kamu mulai hanya dengan Rp100 ribu saja.

BLOG100

Yuk! Gunakan kode promo BLOG100 saat mendaftar untuk memulai pengembangan dana awalmu bersama Akseleran. Untuk pertanyaan lebih lanjut dapat menghubungi Customer Service Akseleran di (021) 5091-6006 atau email ke [email protected].

Keuntungan dan Risiko Investasi dalam Obligasi Korporasi

Investasi dalam obligasi korporasi

Investasi dalam obligasi korporasi tidak seterkenal investasi saham atau reksadana. Akan tetapi, obligasi korporasi bisa jadi instrumen yang cukup stabil. Walaupun, jika Anda bandingkan dengan obligasi pemerintah, risiko obligasi korporasi lebih tinggi.

Key points:

  • Obligasi korporasi bukanlah produk bank.
  • Risiko obligasi korporasi lebih tinggi daripada obligasi pemerintah.
  • Imbal hasil yang tinggi, setidaknya hingga paruh pertama 2023. 

Jadi, apakah investasi obligasi masih menguntungkan atau justru sebaliknya? Cek informasinya berikut ini. 

Apa yang Dimaksud dengan Obligasi Korporasi?

Obligasi merupakan surat utang jangka menengah/panjang yang dapat diperjualbelikan. Instrumen investasi ini termasuk investasi efek berpendapatan tetap dengan tingkat pertumbuhan nilai dan risiko yang stabil.

Ini karena penerbit obligasi tetap akan membayarkan kembali pokok utang plus kupon bunga ketika jatuh tempo sesuai imbal hasil selama jangka waktunya.

Jenis Obligasi Korporasi

Ada 2 jenis obligasi, yaitu obligasi pemerintah yang berupa Surat Utang Negara dan obligasi korporasi. Sesuai namanya, obligasi korporasi adalah surat utang dari korporasi di Indonesia, baik BUMN ataupun swasta. 

Jadi, produk obligasi korporasi ini bukanlah produk bank. Tujuannya untuk mengumpulkan dana, misalnya membiayai proyek baru hingga membiayai utang. 

Obligasi korporasi itu sendiri terbagi menjadi 3 [1], yaitu obligasi dengan:

  • Kupon Tetap (fixed coupon): jenis obligasi ini memiliki tingkat bunga yang sudah ditetapkan dan flat hingga jatuh tempo. 
  • Kupon Variabel (variable coupon): suku bunga variabel bisa berubah sewaktu-waktu dan dapat dipengaruhi oleh besar dari suku bunga perbankan. 
  • Prinsip Syariah: obligasi yang dalam pelaksanaannya menggunakan prinsip syariah Islam. 

Cara Kerja Obligasi Korporasi

Anda mungkin bingung, bagaimana cara kerja obligasi korporasi Indonesia?

Ada 4 tahapan cara kerja obligasi korporasi, yaitu:

  1. Penerbitan Surat Utang

Ada beberapa mekanisme penerbitan surat utang, yaitu lelang, penjaminan emisi, dan penerbitan khusus atau private placement

Dalam penerbitan ini, mencakup 3 hal, yaitu jangka waktu, persyaratan pinjaman, ketentuan untuk pembayaran bunga atau kupon. 

  1. Pembayaran Kupon atau Bunga

Di investasi obligasi korporasi, terdapat pembayaran kupon atau bunga. Pembayaran tersebut adalah pembagian yang diterima oleh pemegang obligasi ke penerbit. 

  1. Harga Awal dan Pasar Aktual

Sebagai investor, Anda tidak harus untuk menyimpan obligasi hingga jatuh tempo. Anda bisa menjualnya sesuai dengan harga pasar aktual. Harga tersebut tergantung dari:

  • Jangka waktu jatuh tempo.
  • Tingkat kupon sesuai dengan suku bunga kala itu.
  • Kelayakan kredit penerbit.
  1. Penjualan Obligasi

Sebagai investor, Anda, sebagai pemegang obligasi asli, bisa langsung menjualnya ke investor lain. Umumnya, peminjam akan membeli obligasi ketika kelayakan kredit peminjam meningkat atau suku bunganya turun. 

Keuntungan dan Risiko Investasi Obligasi Korporasi

Jika Anda bandingkan dengan saham, obligasi korporasi memang lebih stabil. Namun, apa saja keuntungan dan risikonya misalnya untuk obligasi perusahaan swasta?

Keunggulan Investasi Obligasi Korporasi 2023

Menurut OJK, ada 2 keuntungan yang akan Anda dapatkan saat investasi di obligasi korporasi, yaitu:

  1. Memberikan Fixed Income 

Ciri utama dari obligasi adalah pemegangnya akan memperoleh fixed income atau pendapatan tetap berupa bunga secara rutin selama jangka waktu obligasi. Jika Anda bandingkan dengan buka sertifikat BI atau deposito, maka bunga obligasi umumnya lebih tinggi. 

Nantinya, Anda akan mendapatkan bunga (kupon) secara berkala/reguler selama jangka waktu yang ditetapkan. Besaran bunga tersebut sesuai dengan kesepakatan/ketentuan obligasi korporasi. 

  1. Mendapatkan Keuntungan Capital Gain

Seperti yang Anda tahu, Anda bisa saja menjual obligasi sebelum waktu jatuh tempo. Jika ternyata saat penjualan lebih besar dari harga awal, maka Anda akan mendapatkan keuntungan dari capital gain.

Capital gain ini juga bisa Anda dapatkan ketika Anda membeli obligasi dengan harga lebih murah (misalnya, diskon) dari nominalnya. Kemudian, ketika waktu jatuh tempo, Anda mendapatkan pembayaran sesuai harga normal. 

Selain 2 keuntungan tersebut, dengan investasi pada obligasi korporasi, Anda juga akan mendapatkan keuntungan seperti:

  • Surat utang atau obligasi dapat Anda jadikan sebagai agunan. 
  • Penghitungan tingkat timbal balik sudah ada sejak awal investasi. Karena itu, ada banyak pilihan obligasi yang bisa Anda pilih di pasar sekunder. 

Baca juga: Pentingnya Memahami Capital Gain Pada Investasi

Risiko Investasi Obligasi Korporasi

Obligasi bukan termasuk instrumen investasi dengan risiko tinggi seperti saham. Akan tetapi, Anda perlu memperhatikan beberapa risiko seperti berikut:

  1. Risiko Default

Selama jangka waktu obligasi, Anda akan mendapatkan pembayaran, baik pokok obligasi atau bunga, atas produk obligasi yang Anda beli. Akan tetapi, bisa saja perusahaan tidak mampu untuk membayar kewajibannya tersebut. Kondisi tersebut dikenal dengan istilah default.

Walaupun risiko default ini jarang terjadi, tapi bisa saja terjadi pada Anda atau investor yang lainnya. 

  1. Risiko Interest Rate Risk

Salah satu yang mempengaruhi tingkat harga obligasi adalah tingkat suku bunga. Semakin naik suku bunganya, maka harga obligasi akan semakin turun. 

Jadi, mau tidak mau Anda harus terus memperhatikan pergerakan suku bunga agar tidak menghadapi risiko interest rate risk (tingkat suku bunga).

  1. Risiko Capital Loss

Sebagai investor, Anda memang bisa menjual surat obligasi sebelum jatuh tempo. Akan tetapi, ketika harga jual lebih rendah daripada harga beli/saat surat utang terbit, maka Anda akan menghadapi risiko capital loss

Tips Sukses Investasi Obligasi Korporasi

Untuk meminimalisir risiko dan memperbesar kesuksesan Anda dalam berinvestasi di instrumen obligasi korporasi, ada beberapa hal yang bisa membantu Anda. Di antaranya:

  1. Pahami Obligasi Korporasi

Hal pertama adalah memahami tentang obligasi korporasi. Mulai dari istilah, jenis, cara pembelian produknya, analisa hingga cara menghitung keuntungan obligasi. 

  1. Cek Perusahaan Penerbit

Banyak perusahaan yang menawarkan obligasi korporasi. Karena hal tersebut, sebelum membeli, Anda perlu mengecek perusahaan tersebut. 

Anda bisa cek tentang riwayat perusahaan termasuk peringkat kreditnya hingga reputasi dan kinerja perusahaan. Jika ternyata peringkatnya lebih rendah dari Standard & Poor, maka hindari memilih perusahaan tersebut. 

Dengan begitu, Anda bisa terhindar dari perusahaan yang bermasalah dan menghindari risiko default.

  1. Jangan Terburu-Buru Menjual Obligasi

Anda memang bisa menjual produk obligasi sebelum jatuh tempo. Akan tetapi, hindari melakukan cara tersebut jika Anda belum yakin atau belum bisa membaca pergerakan pasar, terutama suku bunga. 

Kesalahan membaca pergerakan suku bunga ini bisa merugikan Anda terutama jika Anda membeli obligasi dalam jumlah besar dan mengalami capital loss.

  1. Lakukan Diversifikasi

Apapun investasinya, termasuk obligasi, Anda akan menghadapi risiko rugi, seperti default atau interest rate risk. Karena hal tersebut, akan lebih baik melakukan diversifikasi risiko dengan beberapa portofolio yang memiliki karakteristik yang berbeda.

  1. Memaksimalkan Pendapatan dengan Obligasi Jangka Panjang

Ada obligasi jangka pendek dan jangka panjang. Jika Anda ingin memaksimalkan pendapatan, maka sebaiknya pilih obligasi jangka panjang yang memiliki kupon lebih tinggi. Risikonya adalah, rentan terhadap perubahan suku bunga. 

  1. Kelola Risiko Suku Bunga

Ada portofolio obligasi laddered yang memiliki prinsip dikembalikan ke interval yang sudah ditentukan. Interval dalam hal ini adalah jatuh tempo, misalnya 1, 3, 5, 10 tahun. Cara ini memungkinkan Anda bisa berinvestasi jangka pendek ataupun panjang. 

Jika saat jatuh tempo, portofolio tersebut memperoleh minat, maka Anda bisa menggunakannya untuk investasi jangka panjang. 

Apakah Menjanjikan untuk Investasi Obligasi Korporasi?

Jadi, investasi dalam obligasi korporasi masih menjanjikan karena cukup stabil dengan tingkat resiko yang tidak terlalu besar. Namun, untuk meminimalisir resikonya, Anda perlu memahami obligasi korporasi, analisa hingga memilih strategi dan emiten yang tepat. So, tertarik untuk investasi obligasi korporasi?

Kembangkan Dana Sekaligus Berikan Kontribusi Untuk Ekonomi Nasional dengan Melakukan Pendanaan Untuk UKM Bersama Akseleran!

Bagi kamu yang igin membantu mengembangkan usaha kecil dan menengah di Indonesia, P2P Lending dari Akseleran adalah tempatnya. Akseleran menawarkan kesempatan pengembangan dana yang optimal dengan bunga rata-rata hingga 10,5% per tahun dan menggunakan proteksi asuransi 99% dari pokok pinjaman. Tentunya, semua itu dapat kamu mulai hanya dengan Rp100 ribu saja.

BLOG100

Yuk! Gunakan kode promo BLOG100 saat mendaftar untuk memulai pengembangan dana awalmu bersama Akseleran. Untuk pertanyaan lebih lanjut dapat menghubungi Customer Service Akseleran di (021) 5091-6006 atau email ke [email protected].